Kejari Siapkan Banner Besar untuk Tarik Masyarakat
SURABAYA, Jawa Pos – Delivery tilang Kejari Surabaya sempat mandek beberapa pekan saat PSBB kemarin. Alasannya, tidak adanya penerapan tilang oleh kepolisian membuat langkah delivery tilang berhenti. Meski begitu, beberapa saat lalu tren itu mulai menanjak. Kejari Surabaya pun bersiap untuk membuat cara agar pelayanan terus efesien.
Arista Gandhi, staf delivery tilang, mengungkapkan, saat musim pandemi kemarin, keadaannya memang tak normal. Bagi tim delivery, itu tergolong memperhatinkan. Setiap hari, delivery tilang mengirim 3–5 surat tilang saja. Sebaliknya, pada keadaan normal, dalam sehari bisa mencapai 15–20 per hari. ”Sangat jauh. Biasanya setiap pekan kami mendapatkan 300–500 pelanggar, kali ini tak sampai angka segitu. Makanya, kami gak layani pelanggan di depan. Kami tunggu sementara waktu sampai benar-benar normal,” ucapnya.
Meski begitu, dia mengungkapkan, saat ini angka pelayanan tilang mulai menanjak kembali.
Polisi, tampaknya, telah kembali aktif menilang para pelanggar. Dengan begitu, itu cukup memungkinkan bagi masyarakat untuk menggunakan jasa. ”Dalam dua pekan inilah, delivery akan lebih aktif,” katanya.
Sementara itu, Kasi Intel Kejari Surabaya Fathur Rohman menjelaskan, meski semua normal, jika masih pandemi, Kejari Surabaya tidak akan memperbolehkan layanan pengambilan tilang secara langsung untuk para pelanggar tilang yang dilakukan dengan manual. Alasannya, untuk mencegah adanya persebaran. Dengan demikian, penggunaan layanan delivery sangat dianjurkan. ”Kami lihat kondisi lagi. Jika memang masih tidak memungkinkan, ya kami akan pasang banner kembali agar terbaca oleh para pelanggar tilang untuk menggunakan jasa layanan antar,” ucapnya.
Jadinya, para pelanggar tak perlu repot-repot kembali untuk datang ke Kejaksaan Negeri Surabaya. Sebab, sudah ada layanan tersebut.
”Untuk E-TLE, kami tidak bisa layani dengan layanan delivery. Sebab, tidak memungkinkan sama sekali layanannya,” terangnya.
Fathur menjelaskan, semua sistem itu sudah terkoordinasi dengan semua para penegak hukum. Terlebih, kepolisian. Sebab, koordinasinya langsung dengan polantas.