Awas, Pasien Ke-122 Kabur
Diduga Tak Sabar Menanti Hasil Swab
BANGKALAN, Jawa Pos – Tim Gugus Tugas Bangkalan kecolongan. Seorang pasien positif Covid-19 kabur dari ruang isolasi di gedung balai diklat pada Selasa malam (30/6). Perempuan 47 tahun itu menghilang setelah mendapatkan makan malam.
Pasien ke-122 itu diketahui merupakan warga Kecamatan Galis. Dia adalah pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG). Kondisi kesehatannya baik. Saat ini dia menunggu hasil swab evaluasi. Kepala Dinkes Bangkalan Sudiyo mengungkapkan, pasien tersebut keluar dari ruang isolasi balai diklat sekitar pukul 18.20. Saat itu tim medis tengah mengirim makan malam dan mengecek suhu pukul 18.15. ”Saat cek suhu di kamar, dia masih ada di kamar mengenakan mukena dan nasi kotaknya diterima,” katanya kemarin (1/7).
Selang lima menit kemudian, keluarganya juga mengirim makanan dan langsung menaruhnya di meja pengiriman. Kiriman tersebut lama tidak diambil. ”Karena lama tidak diambil, teman sebelah kamarnya membantu mengambil,” tuturnya. Kemudian, makanan kiriman keluarganya itu diantar ke kamar perempuan tersebut. Setelah pintunya diketok-ketok berkaliberkali, tidak ada jawaban. Akhirnya, pintu kamarnya dibuka. Ternyata, penghuni kamar tidak ada.
Barang-barangnya juga tidak ada. Karena itu, Sudiyo menyimpulkan bahwa dia kabur. Berdasar pantauan CCTV, warga Desa Lantek Timur itu sudah meninggalkan gedung balai diklat sekitar pukul 18.30. Yang bersangkutan dimungkinkan sudah ditunggu keluarganya di depan pintu gerbang dengan menggunakan sepeda motor.
”Terkait kejadian ini, sudah kami koordinasikan dengan pihak kepolisian,” ungkapnya. Sebab, kaburnya pasien positif tersebut tentu sangat berbahaya. Terlebih, dia belum dinyatakan sembuh.
”Potensi terjadi penularan sangat besar,” ucapnya.
Mantan kepala Puskesmas Blega itu menduga pasien ke122 tersebut tidak sabar menunggu hasil tes swab evaluasi. Padahal, itu sangat membahayakan orang-orang di dekatnya. ”Seharusnya menyadari itu. Mari bersabar,” ujarnya.
Pasien perempuan tersebut tercatat positif pada 15 Juni lalu. Dia hampir setengah bulan diisolasi di gedung balai diklat. ”Kami mohon pasien yang lain tidak bertindak demikian,” ujarnya.
Kasubbaghumas Polres Bangkalan AKP Moh. Bahrudi mengaku belum mengetahui peristiwa itu. Namun, jika ada perkembangan, akan diinformasikan lebih lanjut. ”Belum ada informasi sejauh ini,” katanya.