Serapan Dana Pengamanan untuk Covid-19 Juga Rendah
Sudah Delapan Dokter Terpapar
GRESIK, Jawa Pos – Rendahnya serapan anggaran penanganan Covid-19 dari APBD 2020 tidak hanya terjadi untuk insentif para tenaga kesehatan (nakes). Tapi juga terjadi di pos keamanan. Salah satunya anggaran untuk tim Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Gresik.
Usut punya usut, masalah tersebut terjadi karena bendahara umum daerah (BUD) tak segera mencairkan anggaran yang diajukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Temuan itu terungkap setelah Komisi I DPRD Gresik mengundang satpol PP dalam rapat kerja bersama tentang evaluasi penyerapan anggaran semester I APBD Gresik 2020 kemarin (2/7).
”Dari hasil pertemuan, kabarnya sudah diajukan, tetapi belum dicairkan,” ungkap Wakil Ketua Komisi I DPRD Gresik Syaikhu Busyiri.
Dia menyebutkan, serapan anggaran dari OPD yang menjadi mitra komisi I rata-rata masih sangat rendah. Tidak sampai 50 persen. Padahal, seharusnya pada semester I (Januari–Juni), paling tidak serapan anggaran sudah 50 persen. Termasuk, anggaran refocusing untuk penanganan Covid-19. ”Maksimal penyerapan anggaran 48 persen,” jelasnya.
Berdasar data yang disampaikan, anggaran untuk penanganan lanjutan Covid-19 di OPD satpol PP setelah refocusing APBD 2020 sebesar Rp 1,58 miliar. Perinciannya, anggaran untuk pengamanan physical distancing selama 4 bulan sebesar Rp 479 juta. Kemudian, anggaran pengamanan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebesar Rp 1,05 miliar dan pengamanan di sektor lain sebesar Rp 56 juta.
Terpisah, Kepala Satpol PP Gresik Abu Hasan membenarkan bahwa pihaknya sudah mengajukan pencairan anggaran pengamanan untuk penanganan Covid-19 ke BUD. ”Sebagai pengampu pengamanan selama pandemi Covid-19, yang di dalamnya ada TNI dan Polri, kami sudah mengajukan pencairan anggaran itu. Termasuk pengamanan selama PSBB. Tapi, masih diproses di BUD,” ungkapnya.
Sementara itu, kasus konfirmasi positif di Gresik masih terus bertambah. Hingga kemarin siang (2/7), angka positif sudah sebanyak 713 kasus. Dari jumlah itu, ada delapan dokter yang terpapar. Makin banyaknya nakes yang terpapar mesti menjadi atensi bersama.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gresik dr Umar Nur Rachman SpPD membenarkan bahwa sudah delapan dokter yang terpapar Covid-19. Dari jumlah itu, dua di antaranya sudah sembuh. Sisanya menunjukkan progres yang bagus. ”Yang enam dokter isolasi mandiri di rumah,” ucapnya.
Dia berharap, rencana penggunaan Stadion Gelora Joko Samudro (Gejos) untuk tempat observasi dan rehabilitasi pasien Covid-19 bisa segera terealisasi. Dengan demikian, penanganan makin terfokus. Itu termasuk upaya untuk meminimalkan paparan virus korona bagi para tenaga medis. ”Sudah tembus 700 kasus. Sedangkan kapasitas rumah sakit tidak mencukupi, akhirnya isolasi mandiri di rumah. Padahal, itu berisiko menularkan ke anggota keluarganya,” pungkasnya.