Dituntut Inovasi Sehat
SURABAYA, Jawa Pos – ”Masa pandemi harusnya mengonsumsi makanan yang non pengawet dan bergizi untuk memperkuat imunitas,” ujar Executive Chef Surabaya Suites Hotel Nehemia Christfian. Dia memaparkan hal itu pada agenda Modern Primitive (Back to Nature) Jumat (10/7). Dia bersama undangan berdiskusi mengenai kuliner sehat saat pandemi.
Menurut Christfian, pandemi membuat dunia kuliner sedikit berubah. Masyarakat mencari sesuatu yang lebih bergizi dan bisa memperkuat imunitas. Hal itu menuntut para chef dan pengusaha makanan berinovasi. Dia pun berinovasi menggunakan bahan dan peralatan masak dari alam sekitar yang dinamakan masak pendem.
”Itu bahan utamanya rempah-rempah.
Dimasak menggunakan arang. Lalu, proses memasaknya di bawah tanah. Itu yang disebut masak pendem,” ujarnya. Dia mengatakan bahwa rempah-rempah sudah terbukti bisa meningkatkan imunitas tubuh. Terlebih, itu juga dimasak tanpa menggunakan pengawet. Kali ini dia memasak ayam dan bebek dicampur dengan sejumlah rempahrempah tersebut. Proses memasaknya di dalam gentong yang ditanam di tanah. Bahan bakarnya berasal dari arang. Itu juga sesuai tema masakan Modern Primitive. Itu berarti masakan modern dengan proses yang kembali ke alam. Konsep tersebut dipilih karena pandemi yang sedang terjadi. Memilih konsep alam yang terbuka agar meminimalkan risiko penularan.
SURABAYA, Jawa Pos – Lantunan lagu-lagu lawas terdengar dari tiap sudut ruang Mahameru Resto Surabaya kemarin (12/7). Beberapa orang terlihat bernyanyi dengan diiringi keyboard. Namun, tetap dalam prosedur protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Begitulah suasana gathering alumni SMPN 9 Surabaya angkatan 1975–2000. Mereka juga merilis koperasi bersama untuk meringankan beban para alumnus yang terdampak pandemi.
Seluruh alumnus yang hadir kompak menggunakan batik. Mereka saling bertegur sapa dan melakukan ramah-tamah dengan tidak berinteraksi fisik. Namun, suasana keakraban tetap terlihat. Ditunjukkan dengan raut wajah sukacita dan saling bercengkerama. “Sebab, sudah lama enggak ketemu dan alhamdulillah dalam keadaan sehat semua,” kata perwakilan lintas alumni SMPN 9 Surabaya (LINI-9) Guten Slamet Hariono.
Sebelumnya, mereka rutin mengadakan reuni. Bukan hanya di dalam kota, melainkan juga di luar Surabaya. Namun, pandemi membuat mereka berpikir ulang untuk mengadakannya lagi. Lantas, mereka menggagas pertemuan sederhana dengan mengundang sejumlah alumnus. Tujuannya, melepas kangen sekaligus menjalankan program baru LINI-9.
Program tersebut berbentuk koperasi simpan pinjam. “Tujuannya, meringankan beban masyarakat, termasuk para alumnus yang terdampak pandemi,” kata pria yang juga menjabat sebagai ketua Koperasi LINI-9 itu. Menurut Slamet, itu merupakan program sosial pada LINI-9 sebagai bentuk bakti kepada alumnus dan almamater. Nanti alumnus yang menjadi anggota juga akan dibimbing untuk berwirausaha.
”Ini terbentuk karena rasa prihatin melihat dampak pandemi. Jadi, kami tidak sekadar bersenang-senang pada acara ini,” imbuh Slamet.
Mereka merilisnya tepat pada Hari Koperasi Nasional hari ini. Karena itu, para alumnus yang hadir dianjurkan menggunakan batik nasional. Di akhir agenda, mereka juga mengadakan berbagai kuis dan door prize untuk memeriahkan acara. Seluruh rangkaian tersebut dilakukan dengan protokol kesehatan. Di antaranya, jaga jarak, menggunakan alat pelindung diri, dan mengutamakan higienitas.