Jawa Pos

Kepulan Asap Jadi Pertolonga­n Pertama untuk Mengusir

Hektarean tanaman jagung dan padi diserbu kawanan belalang kembara hingga ludes. Kotorannya juga memenuhi atap dan halaman rumah warga.

- SEPRITUS TANGARU MAHAMU,

PARA tamu tak diundang itu datang begitu tiba-tiba. Langsung dalam jumlah sangat banyak.

”Mereka menyerbu sejak siang, padahal paginya sama sekali tidak kelihatan,” kata Martha Kote, salah seorang warga Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kota

Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

Para penyerbu, para tamu tak diundang, itu adalah belalang kembara. Binatang bernama Latin

Locusta migratoria tersebut dikenal bisa menyerang semua jenis tanaman hortikultu­ra.

”Saya cemas sekali kebun sayur saya,” kata Martha kepada Timor Express pada Kamis lalu (16/7) J

Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur telah menerima laporan bahwa belalang yang memiliki tiga fase populasi itu telah menyerang 1 hektare lahan jagung di wilayah Kahaungu Eti. Juga, menyerbu hingga ludes 1,5 hektare tanaman padi di Pandawai.

Agar tak turut jadi korban, Keba Djawa Hara memilih menjaga tanaman sayurnya dengan menyalakan api yang kemudian ditambah dedaunan hijau. ”Agar asapnya mengepul dan bisa menjadi pertolonga­n pertama untuk mengusir belalang,” kata Keba yang juga warga Prailiu itu.

Bukan cuma para petani yang cemas. Pengelola Bandara Umbu Mehang Kundang, Waingapu, juga demikian. Sejak Rabu bandara di ibu kota Sumba Timur tersebut turut diserbu kawanan belalang yang juga bisa ditemukan di Australia dan Afrika itu.

Serbuan belalang di Sumba Timur tersebut mulai terdeteksi Maret lalu. Sampai saat ini sudah 8 di antara 22 kecamatan di Sumba Timur yang jadi sasaran. Delapan kecamatan itu adalah Kota Waingapu, Kambera, Pandawai, Rindi, Pahunga Lodu, Umalulu, Kambata Mapabuhang, dan Kahaungu Eti.

Mengutip situs litbang Dinas Pertanian Bangka Belitung, belalang kembara memakan daundaun tanaman sehingga mengurangi luas permukaan daun dan mengganggu fungsi fisiologis dari tanaman yang diserang. Kerusakan itu berpengaru­h terhadap produktivi­tas tanaman.

Gejala seranganny­a berupa robekan pada daun. Pada tingkat serangan yang parah akan menyisakan tulang daun, bahkan dapat memakan batang dan tongkol pada tanaman jagung.

Kerusakan pada tanaman akibat serangan hama itu dapat mencapai 90 persen sehingga tanaman gagal panen jika tidak dilakukan tindakan pengendali­an.

Serangan belalang kembara dalam jumlah besar tersebut mengingatk­an warga di sana pada kejadian serupa tiga tahun silam. Seperti terpantau oleh

Timor Express pada Kamis lalu, kawanan belalang kembara itu beterbanga­n dalam jumlah besar di wilayah Prailiu hingga terlihat seperti awan mendung. Mereka menyerang berbagai tanaman warga, mulai kelapa, mangga, asam, jagung, padi, hingga sayursayur­an.

Pelaksana Tugas Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur Oktavianus Mbaku Muku menyebutka­n, waktu pengendali­an belalang dilakukan berbeda. Siang untuk belalang yang belum bisa terbang. Sedangkan belalang dewasa dilakukan pemantauan hingga malam, akan tidur di mana, lalu dilakukan pengendali­an.

Sejauh ini, lanjut Oktavianus, pihaknya telah mengendali­kan belalang di 1.400 titik di berbagai desa yang tersebar di delapan kecamatan di Sumba Timur. Hanya, kendala yang dihadapi banyak.

Salah satunya biaya. Dana pengendali­an hama Rp 13 juta sudah digunakan sejauh ini. Sedangkan pengajuan tambahan dana penanganan dari dana tidak terduga Pemkab Sumba Timur dengan alokasi pembelian obat dan operasiona­l Rp 248 juta masih diproses.

”Kami juga mengalami kekurangan tenaga brigade penanganan dan kekurangan mobil untuk penanganan. Dinas pertanian hanya punya satu mobil untuk penanganan, sedangkan wilayah yang harus kami kunjungi sangat luas,” katanya.

Di saat gerak dinas pertanian setempat dihambat banyak kendala, kawanan belalang kembara bisa mengembara tanpa aral. Sawah, kebun, lapangan, permukiman, hingga bandara mereka datangi.

Dan, itu membuat warga seperti Martha cuma bisa cemas. Cemas pada tanaman, juga rumahnya. ”Kotoran belalang ini memenuhi atap hingga halaman rumah,” keluhnya.

 ?? SEPRITUS TANGARU MAHAMU/TIMOR EXPRESS ?? MENGULANG 2017: Kawanan belalang kembara di Waingapu (17/7). Foto kanan, aktivitas di Bandara Umbu Mehang Kunda pada Kamis lalu (16/7). Bandara ini juga ikut diserbu belalang kembara. Belalang jenis ini menyerang berbagai tanaman warga.
SEPRITUS TANGARU MAHAMU/TIMOR EXPRESS MENGULANG 2017: Kawanan belalang kembara di Waingapu (17/7). Foto kanan, aktivitas di Bandara Umbu Mehang Kunda pada Kamis lalu (16/7). Bandara ini juga ikut diserbu belalang kembara. Belalang jenis ini menyerang berbagai tanaman warga.
 ?? HEINRICH DENGI FOR TIMOR EXPRESS ??
HEINRICH DENGI FOR TIMOR EXPRESS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia