Masih Banyak Warga yang Takut Rapid Test
SURABAYA, Jawa Pos – Rapid test dan tes swab masih ditakuti oleh sebagian orang. Warga khawatir mendapatkan stigma kurang bagus setelah mengikuti prosedur tersebut.
Kepala Satpol Pamong Praja (PP) Surabaya Eddy Christijanto mengungkapkan bahwa di beberapa sektor usaha yang didatangi tim kesehatan dari pemkot, ternyata masih ditemukan adanya warga yang belum mengerti pentingnya rapid test. Mereka justru takut menjalani prosedur tersebut.
”Pemahaman terhadap rapid test itu masih rendah. Bagi mereka, rapid test itu image yang tidak bagus. Padahal, ini sebenarnya untuk memastikan bahwa mereka sehat,” ujar Eddy. Dia mencontohkan di Pasar Keputran. Pada saat ada razia penegakan protokol kesehatan dan orang-orang diminta untuk rapid test, ada yang enggan. Mereka takut. Padahal, rapid test tersebut gratis. ”Maka, kuncinya adalah komunikasikan apa itu rapid test, apa kegunaannya dengan bahasa mereka. Kalau yang mengerti, mereka pun mau,” ujar Eddy.
Bisa jadi, warga takut dengan stigma sebagai pembawa virus.Selainitu,orangyanghasilrapidtest-nyareaktifdiminta untukisolasisambilmenungguhasilujiswab. Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto menjelaskan bahwa memang ada kekhawatiran warga untuk mengikuti rapid test
Mereka takut dikucilkan oleh warga bila hasil tesnya reaktif dan ternyata kemudian hasil uji swab positif. ”Ada ketakutan mereka akan dikucilkan,” kata Irvan.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemkot menggandeng tokoh masyarakat dan tokoh agama. Juga ada keterlibatan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Termasuk melibatkan aparat dari TNI dan Polri untuk ikut serta menyosialisasikan kepada masyarakat. ”Perlu pelan-pelan untuk menggeser stigma itu dengan melibatkan berbagai elemen tadi,” tambah Irvan.
Sementara itu, jumlah warga
Surabaya yang sembuh terus bertambah. Total secara kumulatif, ada 3.974 pasien yang sembuh. Pada Kamis lalu, 134 pasien dinyatakan sembuh. Mereka sebelumnya tinggal di Asrama Haji Sukolilo 2 orang, rawat inap di rumah sakit 27 orang, dan 105 lainnya rawat jalan atau isolasi mandiri.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan, tidak semua orang yang terpapar Covid19 itu menjalani perawatan di rumah sakit. Tetapi, ada pula yang rawat jalan. Hingga kemarin ada 1.457 pasien yang rawat jalan. ”Mereka setiap hari terus kami pantau,” kata Feni, sapaan akrab
Febria Rachmanita.
Dia menjelaskan, kesembuhan pasien itu didukung dengan upaya deteksi dini. Salah satunya rapid test secara masif. Hingga Kamis sudah ada 106.717 orang yang menjalani rapid test. Dari jumlah tersebut, 10.721 orang di antaranya reaktif. Sebanyak 95.920 nonreaktif.
Mereka juga melakukan tes swab dengan cukup masif. Total, 38.512 orang telah menjalani tes swab. Sebanyak 33.612 orang sudah keluar hasilnya. Sebanyak 24.946 orang atau 74,22 persen dinyatakan negatif. Selanjutnya, 8.386 orang atau 24,95 persendinyatakanpositif.Kemudian, hasil tes 280 orang atau 0,83 persen invalid.