KPU Upayakan Rekrut 1.200 PPDP
PEMUTAKHIRAN data pemilih belum bisa seluruhnya di Surabaya. Sebab, masih ada petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) yang takut untuk menjalani rapid test. Padahal, rapid test tersebut menjadi salah satu syarat wajib sebelum turun ke masyarakat.
Koordinator Divisi Sosialisasi, Partisipasi Masyarakat, Pendidikan Pemilih, dan Sumber Daya Manusia KPU Surabaya Subairi mengungkapkan bahwa ada 1.200 PPDP yang takut menjalani rapid test. Penyebabnya bisa macam-macam. Ada yang takut jarum suntik, ada pula yang takut dikarantina bila reaktif.
”Kami sudah laporkan juga ke Bawaslu
Surabaya untuk mendapatkan masukan,” kata Subairi kemarin (17/7).
Upaya lain yang dilakukan KPU Surabaya adalah dengan meminta para PPS dan PPK untuk berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat. Termasuk ke LPMK dan karang taruna untuk menjadi PPDP. ”Upaya kami sudah ultramaksimum untuk mengupayakan agar PPDP tersebut bisa segera terbentuk,” tambah dia.
Tugas PPDP itu adalah menemui warga untuk mencocokkan data pemilih dengan orang tersebut. Setiap TPS ditangani satu PPDP. Aturan terbaru, satu TPS itu tak boleh lebih dari 500 orang. Bila di satu keluarga ada tiga orang pemilih, yang ditemui 166 keluarga. PPDP punya waktu sekitar sebulan untuk menjalankan tugas tersebut.
Koordinator Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi KPU Surabaya Naafilah Astri Swarist mengungkapkan bahwa PPDP juga dibekali alat pelindung diri (APD) yang memadai. Mulai face shield hingga sarung tangan.
”Peralatan APD dan kelengkapan lainnya sudah didistribusikan ke masingmasing kecamatan secara bertahap,” ujar Fila, sapaan akrab Naafilah Astri Swarist. Tahapan pemutakhiran data itu dimulai pada 15 Juli lalu. Pemutakhiran data berlangsung sampai 13 Agustus. Total jumlah pemilih di Surabaya 2,1 juta orang.
Upaya kami sudah ultramaksimum untuk mengupayakan agar PPDP tersebut bisa segera terbentuk.”
SUBAIRI
Koordinator Divisi Sosialisasi, Partisipasi Masyarakat, Pendidikan Pemilih, dan Sumber Daya Manusia KPU Surabaya