Saldo Nol, Diganti Beras dan Mi Instan
GRESIK, Jawa Pos - Suasana Balai Desa Raci Tengah, Sidayu, kemarin siang dipadati sejumlah warga (17/7). Mereka adalah KPM yang hendak mengambil sembako dari program bantuan pangan nontunai (BPNT). Ternyata, mereka datang dua kali ke balai desa. Yakni, pagi dan siang.
Sekitar pukul 08.00 agen datang untuk penggesekan kartu keluarga sejahtera (KKS) di mesin EDC. Setelah itu, agen mengedrop sembako sesuai jumlah paket yang akan diberikan kepada KPM.
Setelah itu, agen yang bersangkutan meninggalkan balai desa. Selanjutnya, yang bertugas mendistribusikan sembako kepada KPM adalah sejumlah perangkat desa. ”Sudah sering seperti ini,” kata Kepala Desa Raci Tengah Mahrus ketika dimintai konfirmasi kemarin.
Sebenarnya kehadiran perangkat desa saat proses distribusi bertujuan memastikan kualitas dan kuantitas barang. Apakah masih layak atau tidak untuk disalurkan kepada warga. ”Belajar dari pengalaman, dulu, sebelum dikawal betul, kondisi barangnya kurang layak,” ujarnya.
Dalam pendistribusian kemarin, tim Jawa Pos kembali mendapati kasus saldo nol. Setidaknya ada lima KPM yang harus gigit jari gara-gara KKS masing-masing tidak berfungsi. ”Sudah dua bulan terkahir begini terus,” kata warga yang bersangkutan.
Padahal, warga itu terdaftar sebagai KPM sejak 2019. ”Nggak tahu kenapa. Kartunya juga nggak rusak. Selalu saya simpan rapi di lemari,” ungkap ibu dua anak tersebut.
Bagi dia, bantuan sembako tersebut sangat berarti, terlebih selama masa pandemi Covid-19. ”Selama ini pun bantuan saya pakai secukupcukupnya. Mau kerja saat begini juga susah, kan?” lanjut dia.
Karena gagal mendapatkan BPNT, perempuan 42 tahun itu pun terpaksa diberi ganti oleh pihak desa. Yakni, 5 kilogram beras dan satu kardus mi instan. Bantuan itu menjadi pengganti sementara sembari menunggu perbaikan KKS selesai. Padahal, paket BPNT yang diberikan kepada warga kemarin terdiri atas 15 kg beras, seperempat kilogram kacang hijau, setengah kilogram telur, 2 terong, 2 timun, 2 jeruk nipis, dan 2 jeruk biasa.