Orang Tua pun Bisa Pantau Nilai Anaknya
Perkuliahan daring masih akan dilakoni mahasiswa saat awal semester gasal dimulai. Model perkuliahan itu menuntut kebutuhan baru. Bukan hanya kemudahan dalam akses jaringan internet, melainkan juga kemudahan akses informasi akademik untuk mahasiswa.
SEJAK pandemi, Shania Karsono menjalani perkuliahan jarak jauh dari tempat tinggalnya di Cepu, Blora, Jawa Tengah. Sudah lebih dari empat bulan dia tidak bertandang ke kampusnya, UK Petra. Semua tugas kuliah maupun persiapan skripsi hanya bisa dilakukan dari rumahnya yang berjarak sekitar 129 kilometer dari Surabaya. Namun, akhir-akhir ini kebutuhannya dalam mengakses informasi terkait bidang akademik mulai terbantu. Sejak pihak kampus merilis aplikasi bernama Petra Mobile yang dikenalkan mulai awal pekan ini.
’’Aplikasinya bisa diunduh semua mahasiswa lewat platform IoS maupun Android. Pengoperasiannya nggak perlu buka web browser. Lebih gampang karena bisa diakses kapan pun dan di mana pun,’’ ujarnya. Aplikasi itu sendiri memiliki 11 fitur.
Di antaranya, mahasiswa bisa melihat jadwal kuliah, mengecek nilai, melihat pinjaman koleksi perpustakaan, melakukan pengajuan rencana studi (PRS), hingga melihat informasi kegiatan kampus seperti webinar atau seminar online selama masa pandemi. Aplikasi Petra Mobile ternyata dipersiapkan sejak Januari.
Sejak awal aplikasi tersebut dirancang untuk membantu mahasiswa dalam mengakses berbagai informasi. Terkait data akademik dan kegiatan kampus dari perangkat mobile atau ponsel pintar.
’’Harapannya memudahkan mahasiswa di mana pun mereka berada. Terutama di masa pembelajaran jarak jauh seperti saat ini. Tapi, pada saat awal membuatnya, kami tidak terpikir kalau ada pandemi seperti sekarang,’’ ungkap Kepala Pusat Pengembangan Sistem Informasi (PPSI) UK Petra Lily Puspa Dewi.
Dia menuturkan, aplikasi itu dikerjakan tim PPSI. Termasuk sistem kerja work from home (WFH). ’’Karena tiba-tiba di tengah jalan ada Covid, ada beberapa fitur yang akhirnya ditambahkan. Yang sebetulnya tidak ada dalam rencana awal,’’ tambah perempuan yang juga dosen prodi informatika itu. Fitur tersebut berupa presensi. Mahasiswa bisa melakukan presensi kehadiran dari aplikasi tersebut.
Lily menjelaskan, aplikasi Petra Mobile mengambil data dari berbagai unit pemilik data dan menyatukannya dalam satu aplikasi. Artinya, aplikasi itu terintegrasi dengan unit-unit kampus lain. Sebut saja, nilai mahasiwa yang langsung diambilkan dari biro data akademik.
Dengan begitu, dosen tidak perlu menginput nilai mahasiswa berkali-kali. Begitu pula informasi mengenai pembiayaan, langsung diambil dari biro keuangan.
’’Aplikasinya sudah di-link-kan dengan biro-biro atau unit yang ada di kampus. Jadi otomatis, nggak perlu kerja dua kali,’’ jelasnya.
Lily menyebut orang tua mahasiswa juga bisa memanfaatkan aplikasi itu untuk mengecek nilai maupun presensi anaknya secara realtime. Mahasiswa baru (maba) yang akan memulai perkuliahan daring pada Agustus pun sudah bisa menggunakan aplikasi tersebut.
Rektor UK Petra Prof Djwantoro Hardjito mengatakan, Petra Mobile termasuk bentuk pemanfaatan teknologi secara positif. Tujuannya, mempermudah aktivitas akademik, terutama bagi mahasiswa. ’’Praktis dan user friendly. Nanti disusul lahirnya aplikasi-aplikasi lain. Dengan memanfaatkan teknologi digital terkini untuk lebih mendukung proses belajar-mengajar yang makin berkualitas,’’ katanya.