GUNNERS TERBURUK DALAM 25 TAHUN
LONDON, Jawa Pos – ’’Back Arteta, Kroenke Out.’’ Demikian tulisan dalam banner pada ekor pesawat saat melintas di atas Villa Park kemarin (22/7). Gooners –sebutan fans Arsenal– rela patungan GBP 1.700 (Rp 31,6 juta) untuk merealisasikan hal itu.
Gooners yang baru saja senang setelah Arsenal melaju ke final Piala FA dengan menyingkirkan juara bertahan Manchester City (19/7) dibuat frustrasi atas capaian di Premier League. Kekalahan 0-1 oleh Aston Villa membuat Arsenal bakal finis terburuk di Premier League dalam 25 tahun atau seperempat abad terakhir. Klub berjuluk The Gunners itu paling bagus hanya finis kedelapan.
Kekalahan oleh Villa membuat PierreEmerick Aubameyang dkk terpaku di posisi kesepuluh dengan poin 53. Laga pemungkas (matchweek ke-38) Arsenal adalah menghadapi tim yang berjuang lolos dari jerat degradasi, Watford FC, di Stadion Emirates pada Minggu malam (26/7).
Dari bentangan banner oleh Gooners, pemilik klub Stan Kroenke merupakan sosok yang disalahkan atas prestasi buruk Arsenal di Premier League musim ini. Menjadi pemegang saham Arsenal sejak 2011, Kroenke dikenal sebagai sosok yang pelit dalam berbelanja.
’’Meski sama-sama dikuasai pebisnis Amerika Serikat, urusan kalkulasi uang di bursa transfer Liverpool FC lebih beruntung. Fenway Sports Group (FSG, pemilik LFC, Red) lebih royal daripada Kroenke Sports & Entertainment (KSE),’’ tulis ESPN. Periode akuisisi pun hanya berselisih setahun (FSG pada 2010, KSE pada 2011, Red), tetapi prestasi Arsenal sedekade terakhir memang di belakang LFC,’’ imbuh ESPN.
Padahal, Arsenal sudah tepat menjadikan Mikel Arteta sebagai pelatih. Orang ketiga di bench The Gunners musim ini setelah Unai Emery (hingga 29 November 2019) dan Freddie Ljungberg (hingga 20 Desember 2019) itu mengembalikan gaya bermain Arsenal yang agresif seperti di masa jaya bersama Arsene Wenger. Plus para pemain muda bertalenta seperti striker Eddie Nketiah, wingback Bukayo Saka, hingga wide attacker Reiss Nelson.
’’Arteta adalah gelombang pelatih muda Premier League yang mendapatkan kebesaran nama di klub yang dilatihnya saat ini. Selain Frank Lampard di Chelsea dan Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United,’’ tulis Football London. ’’Karena itulah mereka dicintai fans,’’ lanjut Football London.
Hanya, untuk sebuah prestasi (baca: gelar), Arteta tetap membutuhkan skuad bagus yang didukung kebijakan transfer mumpuni. Meski menang 2-1 atas LFC (16/7), Arteta mengeluhkan kedalaman skuadnya. ’’Ada selisih (kekuatan) yang besar antara kami dan tim elite Premier League lainnya,’’ ucap pelatih kelahiran San Sebastian, Spanyol, 38 tahun lalu itu. Meski, Arteta kemudian ’’memperhalusnya’’ sebelum melawan Villa karena tidak ingin berkonfrontasi dengan pemilik klub.
Daily Mail menulis, Head of Football Arsenal Raul Sanllehi disebut siap memenuhi permintaan Arteta mendapatkan tambahan kekuatan dengan melepas pemainpemain yang menjadi beban finansial klub. Salah satunya Mesut Oezil yang bergaji GBP 350 ribu (Rp 6,5 miliar) per pekan, tapi kontribusinya sangat minim.
’’Finis di luar enam besar tetap positif bagi Arsenal karena mereka bisa lebih berfokus dalam ajang domestik,’’
tulis Daily Mail.