Bagikan Masker dan Sosialisasikan Protokol Kesehatan kepada Masyarakat
Menyampaikan pesan yang baik itu tidak mengenal gender. Pria dan perempuan sama. Begitu prinsip yang diusung tim Dharma Wanita Lakarsantri. Bersama ibu-ibu dari beberapa kelurahan, tim ranger perempuan turun ke jalan. Membagikan masker hingga menyosialisasikan tentang bayi garis merah.
TAK sedikit orang yang menghindari keluar rumah pada saat panas matahari menyengat. Ya, alasannya karena panas. Takut kulit menghitam atau nanti bau matahari. Namun, hal itu tidak berlaku bagi tim Dharma Wanita dan PKK di kawasan Lakarsantri. Ada 48 perempuan yang tergabung di dalamnya sebagai anggota. Kemudian, ada 25 orang yang tercatat sebagai pengurus.
Saat itu (Rabu, 19/8), jarum jam pas segaris di angka 12. Tampak puluhan perempuan menyisir jalan di kawasan Wisma Lidah Kulon, Kelurahan Lidah Kulon. Babinsa hingga Binmas Polsek Lakarsantri berjalan beriringan. ”Kami terbentuk ini sudah tiga bulan ini. Tujuannya, bersama-sama hidup sehat untuk memutus persebaran Covid-19,” kata Gresi Retno Andaruni selaku ketua.
Tangan kiri Gres, begitu dia akrab disapa, menggenggam kantong kresek yang berisi masker. Tim menyisir jalan tiap satu bulan sekali. Selain didampingi dari pihak babinsa dan binmas, ada dari Puskesmas Lidah Kulon. Tak berselang lama berjalan, Gres dan rombongan melihat warga yang tidak memakai masker. ”Kami kasih masker ya,” ujar perempuan 42 tahun itu.
Selain memberikan masker, tim ranger menyosialisasikan protokol kesehatan di tengah pandemi, menggencarkan informasi hidup sehat, dan memberikan informasi gizi yang baik pada bayi supaya tidak ada bayi garis merah (BGM).
Tidak dimungkiri Gres, mengumpulkan para anggota tak mudah. Sebab, anggota mayoritas telah berkeluarga. ”Ada yang harus nyiapin sarapan, ada yang ini dan itu. Tetap semangat dan pelanpelan ngasih tahunya,” jelasnya.
Gres tidak memaksa jika memang ada anggota yang tidak bisa ikut beraksi. Apalagi, lanjut dia, dilarang berkerumun di kondisi pandemi. Rasa persaudaraan dan peduli kepada sesama menjadi fondasi utama untuk keberlangsungan tim. ”Kami juga sering virtual meeting untuk mengobati rasa kangen seminggu sekali,” ungkapnya, lantas tertawa.