Prosedur Berlapis, Cegah Kecurangan
Tes Online Camaba FK Unusa
SURABAYA, Jawa Pos – Penjaringan calon mahasiswa baru (camaba) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dilaksanakan untuk kali keempat kemarin (23/8). Semua prosedur tes dilaksanakan secara daring selama dua hari.
Ada beberapa tes yang wajib dilakoni camaba. Yakni, tes potensi skolastik (TPS), tes karakteristik pribadi (TKP), dan tes wawancara dengan camaba maupun orang tuanya. Selain itu, ada tes potensi prestasi akademik (TPPA) serta tes minnesota multiphasic personality inventory (MMPI). Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Unusa 2020 Drajad Uji Cahyono menyatakan, pihaknya menerapkan prosedur berlapis pada tes online tersebut. Salah satunya, mewajibkan camaba untuk mengaktifkan Google
Meet di ponsel selama tes berlangsung. ”Supaya operator pengawas bisa memantau kondisi di lingkungan sekitar camaba. Sehingga, tidak ada kesempatan untuk curang. Juga ada aplikasi Save Exam Browser agar tidak bisa mengakses laman lain selama tes berlangsung,” ujarnya.
Metode tes kesehatan, termasuk tes buta warna, dengan aplikasi buatan tim PMB yang bernama Ishihara juga masih tetap dipakai. Salah satu dosen FK Unusa dr Fifin Kombih menyatakan, validitas dari Ishihara sudah diuji coba sebelumnya. Aplikasi tersebut mampu mendeteksi adanya buta parsial pada orang yang dites. Camaba diminta menyebutkan angka yang muncul dari susunan bintik-bintik di dalam lingkaran warna. ”Mereka juga dites untuk mengetahui indikasi juling atau tidak. Dengan cara, bola mata harus bergerak mengikuti arah jari saya. Serta, menunjukkan kedua telapak tangannya,” ujarnya.