Bangkitkan Roh Gotong Royong di New Normal
SURABAYA, Jawa Pos – Pertunjukan wayang sejarah kembali digelar di gedung pertunjukan Cak Durasim Sabtu malam (22/8). Menghadirkan karya sutradara Heri Lentho yang berjudul Sang Airlangga, seni pertunjukan itu mengusung konsep baru di masa normal baru kali ini. Yakni, tontonan gotong royong yang ingin mereka sebar luaskan untuk menciptakan komitmen kreatif sebagai solusi.
”Tambah stres kalau nggak latihan dan melestarikan kesenian ini,” ujar Heri setelah kembali menampilkan karyanya malam itu. Pandemi memang berdampak luar biasa pada para pekerja seni. Terlebih bagi mereka yang biasa eksis dari panggung ke panggung. Setelah banyak melakukan persiapan, akhirnya mereka bisa kembali ke panggung.
Dalam pentas malam itu, penonton pun dibagi menjadi dua. Bisa langsung datang ke lokasi, bisa juga live streaming lewat
channel YouTube Cak Durasim. Protokol yang dijalankan pun ketat. Mulai daftar
online terlebih dahulu, cek suhu sebelum masuk, hingga menjaga jarak kursi antar penonton. ”Ini juga kita terapkan saat persiapan. Berat memang, tapi harus tetap dijalani. Karena kami ingin ekspresi kesenian tetap berjalan,” sambungnya.
Itulah alasan konsep tontonan gotong royong dihadirkan dalam suasana yang baru kali ini. Gotong royong dianggap sudah menjadi ciri khas warga Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya. Di tahun ini, para seniman sepakat bahwa sejarah kegotongroyongan kembali diuji. Di mana, setiap individu harus bisa bekerja sama untuk saling melindungi.
Konsep tersebut juga yang membuat naskah Sang Airlang
ga dipentaskan dalam edisi perdana tontonan gotong royong. ”Dalam Prasasti Ka
malagian, Sang Maharaja Airlangga menyampaikan imbauan kepada rakyatnya agar menjadi seorang pemutar roda dunia. Manusia yang mampu menciptakan sesuatu yang baru dan berguna dalam kehidupan sehari-hari,” terang Heri soal inti dalam cerita Sang Airlangga.
Dari situlah dia ingin menceritakan kembali bagaimana spirit Maharaja Airlangga mengajak rakyatnya bersatu dan saling membantu sesama. ”Dari cerita ini, saya juga ingin menyampaikan bahwa setidaknya pementasan dalam tontonan gotong royong wayang sejarah Sang Airlangga ini juga membuktikan bahwa roh kebudayaan Indonesia yang gotong royong itu dapat menyelamatkan apa pun,” imbuhnya.