Jawa Pos

MUNDUR KARENA TAK ADA JAMINAN

Hendra: Ini Keputusan Terbaik

-

JAKARTA, Jawa Pos – Ambisi pebulu tangkis Indonesia untuk membawa pulang Thomas & Uber Cup harus dipendam dulu. Meski sudah melakukan sejumlah persiapan lewat simulasi dan home tournament, jajaran pimpinan PBSI telah membuat keputusan final. Mereka memutuskan batal mengikuti Thomas & Uber Cup yang dijadwalka­n berlangsun­g di Aarhus, Denmark, pada 3–11 Oktober.

Jajaran pengurus yang mengambil kebijakan tersebut, antara lain, Ketua Umum PP PBSI Wiranto, Wakil Ketua Umum I dan Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta, Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, serta Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti.

Mundurnya Indonesia menyusul negara lain yang lebih dulu absen seperti Australia, Taiwan, Thailand, dan Korea Selatan.

Budiharto mengungkap­kan, ada dua alasan utama yang mendasari PBSI mengambil keputusan menarik diri dari Thomas & Uber Cup. Pertama, karena adanya rasa khawatir dari para atlet terhadap kemungkina­n mereka akan terpapar Covid-19. Ya, sejauh ini, persebaran Covid-19 di dunia masih sangat tinggi. Apalagi, di Indonesia angka kasus positifnya sangat tinggi.

Karena itu, skuad yang berisi pemain dan ofisial khawatir akan terpapar virus. Baik di perjalanan, tempat transit, maupun tempat pertanding­an.

Sejauh ini, atlet merasa sudah cukup aman berada di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta. Mohammad Ahsan dkk sejak pertengaha­n Maret atau tepatnya setelah mengikuti All England tidak keluar dari pelatnas. Termasuk ketika hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, pemain tetap berada di pelatnas.

Alasan kedua, para atlet dan ofisial merasa tidak ada jaminan dari BWF, selaku induk olahraga bulu tangkis, seandainya ada anggota tim yang terpapar Covid-19. ”Terkait siapa yang akan bertanggun­g jawab menangani dan bagaimana penanganan selanjutny­a,” papar Budiharto kemarin.

Budiharto menuturkan, dengan berbagai pertimbang­an tersebut, pihaknya memutuskan untuk batal mengirim wakil. ’’Tim Indonesia dipastikan mundur dari Piala Thomas & Uber 2020,” tandasnya.

Terkait mundur dari event tersebut, pihaknya sudah mengirim surat ke Menpora. Mereka juga akan segera mengirim pernyataan tertulis ke BWF. ”Keputusan ini diambil setelah kami berdiskusi dengan para atlet dan tim ofisial,” bebernya.

Absennya Indonesia di Thomas & Uber Cup tahun ini sangat disayangka­n. Terutama di Piala Thomas. Indonesia merupakan unggulan pertama di atas tim kuat lain seperti Tiongkok, Jepang, dan tuan rumah Denmark.

Secara komposisi, skuad Garuda memang sangat mumpuni untuk mengembali­kan piala yang kali terakhir direbut pada 2002 itu. Di skuad ganda, misalnya. Indonesia berisi pemain yang menempati peringkat top dunia. Mulai Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (1), Hendra Setiawan/ Mohammad Ahsan (2), hingga Fajar Alfian/Rian Ardianto (6). ’’Kami sangat semangat karena melihat kesempatan yang begitu besar,” beber Budiharto.

Hendra Setiawan mungkin menjadi pemain di skuad Indonesia yang paling sedih lantaran batalnya tim tampil di Piala Thomas kali ini. Ya, sejak ambil bagian di Piala Thomas pada 2006–2018, belum sekali pun dia mampu meraih trofi.

Meski begitu, Hendra tidak berkecil hati. Keputusan pengurus PBSI untuk tidak ambil bagian di Piala Thomas dan Uber tahun ini disebutnya merupakan keputusan yang tepat. ”Saya rasa ini keputusant­erbaikuntu­ktidakikut. Karena risikonya terlalu besar jugakalaub­erangkat,”ungkapnya ketika dikonfirma­si semalam.

Dengan mundurnya tim Indonesia dari Piala Thomas & Uber 2020, otomatis Indonesia juga tidak akan berpartisi­pasi di ajang Denmark Open I dan Denmark Open II yang merupakan bagian dari turnamen seri Eropa.

 ?? SAJJAD HUSSAIN/AFP ??
SAJJAD HUSSAIN/AFP

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia