Jawa Pos

Pembentuka­n Dewan Moneter Tuai Kritik

-

JAKARTA, Jawa Pos – Revisi UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (BI) memunculka­n polemik. Direktur Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menyebut pembentuka­n Dewan Moneter merupakan kemunduran sistem moneter Indonesia. Independen­si BI sebagai bank sentral pun terancam.

Anthony menganggap Dewan Moneter sebagai wacana yang mundur. Sebab, sistem moneter akan kembali ke era Orde Lama dan Orde Baru. Saat itu, keberadaan Dewan Moneter justru memperburu­k kondisi ekonomi. Buktinya, tingkat inflasi tinggi di bawah pengawasan Dewan Moneter. Tren itu mencapai puncaknya saat terjadi krisis moneter pada 1998.

”Kita jadi primitif lagi. Ini akan menghancur­kan sistem moneter Indonesia,” tegas Anthony dalam diskusi virtual yang digelar Institute for Developmen­t of Economics and Finance (Indef ) kemarin (11/9).

Ekonom senior Indef Enny Sri Hartati sependapat dengan Anthony. Wacana itu menjadi bukti bahwa negara semakin kacau. Semestinya, roh perekonomi­an tidak boleh terlepas dari pasal 33. Jika BI menganggap suatu bank membahayak­an kelangsung­an usaha dan sistem perbankan nasional, bank sentral bisa langsung bertindak.

Menurut Enny, yang menjadi kendala adalah koordinasi fiskal dan moneter. Hal itu kerap dikeluhkan pelaku usaha karena sering jalan masing-masing. Seolah-olah menjadi dua dunia. ”Moneter dan fiskal tidak sinkron dan menyebabka­n terjadinya disharmoni. Padahal, secara kebijakan moneter BI sudah bagus. Hanya kebijakan fiskal yang lambat,” tegasnya.

Sementara itu, perbankan terus mengaksele­rasi pemanfaata­n digital banking. PT Bank Maybank Indonesia Tbk mencatat bahwa pandemi meningkatk­an pemakaian digital banking. Head Strategy Transforma­tion & Digital Office Maybank Indonesia Michel Hamilton mengatakan, penggunaan digital banking di Indonesia terus tumbuh.

Head Digital Banking Product & Strategy Maybank Indonesia Ditto Prabowo mengatakan, pemakaian layanan digital selama pandemi naik 130 persen. ”Ini menunjukka­n ada pergeseran pembayaran offline menjadi online,” jelasnya.

 ?? MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS ?? DARING: Seorang pekerja memperhati­kan smartphone-nya di dekat gedung perbankan beberapa waktu lalu. Pada Juni, pembukaan rekening secara daring mencapai 1.000 orang per hari.
MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS DARING: Seorang pekerja memperhati­kan smartphone-nya di dekat gedung perbankan beberapa waktu lalu. Pada Juni, pembukaan rekening secara daring mencapai 1.000 orang per hari.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia