Baru Akan Sosialisasikan Regulasi
LOMPAT: Rivaldi Bawuo mencetak satu-satunya gol Madura United ke gawang PSHW dalam laga uji coba tadi malam.
JAKARTA, Jawa Pos – Kurang dari tiga pekan lanjutan Liga 1 musim 2020 akan dimulai. Tapi, sejauh ini, regulasi yang akan mengatur seluruh pertandingan masih buram. Amandemen regulasi Liga 1 yang pernah dibahas dalam manager meeting belum juga dikeluarkan PSSI.
Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi menyatakan, pihaknya bukannya memperlambat pengeluaran regulasi. Alasan kenapa regulasi tidak segera dirilis adalah adanya berbagai saran dari klub seiring persiapan yang dilakukan. ’’Kami sudah diskusikan dari meeting ke meeting. Ternyata, dalam perjalanannya, ada kasus-kasus. Misalnya pemain asing tidak bisa masuk ke Indonesia. Karena itu, ada beberapa perubahan lagi,’’ katanya.
Namun, saat ini regulasi sudah selesai disusun. Dia berharap ke depan tidak ada masalah baru yang ditemui. Artinya, tidak ada lagi saran dari klub untuk mengubah regulasi. ’’Agar segera disampaikan ke klub,’’ ungkapnya.
Pria asli Gorontalo itu menjelaskan, jika regulasi sudah diberikan kepada LIB, PSSI sudah menyelesaikan tugasnya. ’’LIB nanti yang akan menyampaikan ke klub. Kami sudah berikan hari ini (kemarin),’’ ungkapnya.
Amandemen regulasi Liga 1, jika tidak ada perubahan lagi seperti yang disampaikan terakhir pada manager meeting, berisi tujuh poin. Yang pertama penghapusan degradasi.
Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita kemarin (11/9) menuturkan, regulasi tersebut merupakan tanggapan dari lanjutan kompetisi yang berjalan di tengah pandemi korona. ’’Ini juga merupakan tanggapan dari kesulitan klub dalam melakukan persiapan,’’ ujarnya.
Nah, terkait kualitas kompetisi yang kemungkinan menurun, Lukita membantah. Sebelum melakukan perubahan regulasi tersebut,LIBsebenarnyasudahmelakukan riset ke beberapa klub. ’’Klub itu bukan hanya ingin main, tapi juga ingin tampil baik dan menghibur,’’ ucapnya.
Lukita mengakui memang ada ancaman tiap pertandingan diatur mafia bola. Ada ketakutan perjudian bermain di Liga 1. Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya sudah bekerja sama dengan Satgas Antimafia Bola. ’’Kami sudah pikirkan rencananya bagaimanaSatgasAntimafiaBolabisaselalu hadir di tiap pertandingan,’ tuturnya.
Poin kedua adalah penambahan pergantian pemain menjadi lima pemain di setiap pertandingan. Poin selanjutnya adalah kewajiban mendaftarkan pemain U-20 dalam susunan daftar pemain di setiap pertandingan. Lukita menjelaskan, dua poin tersebut lahir untuk mengantisipasi risiko cedera para pemain di tengah berlangsungnya kompetisi saat pandemi korona dan dengan jadwal yang padat.
Selain itu, adanya regulasi mewajibkan memasukkan pemain U-20 dalam daftar susunan pemain tak lain adalah untuk persiapan Piala Dunia tahun depan. Diharapkan, ada pemain-pemain baru yang bisa dipantau pelatih timnas U-19 Shin Tae-yong.
Poin keempat dan kelima adalah mengenai protokol kesehatan serta standar venueuntukmelaksanakanpertandingan di masa pandemi. Poin keenam mengenai kewajiban klub melepas pemain ke timnas jika dibutuhkan. Poin terakhir adalah soal jendela transfer yang hanya diperbolehkan mendaftarkan pemain baru tidak dari sesama klub Liga 1.
Poin terakhir ini yang dikatakan Lukita jadi penyebab sedikit lamanya proses finalisasi regulasi dari PSSI. Pihaknya dan PSSI masih mengkaji mengenai adanya proses rekrutmen pemain baru. Terutama pemain asing untuk klub-klub Liga 1. Hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya klub yang kehilangan pemain asing ketika proses renegosiasi berjalan. ’’Semua tergantung keputusan dari PSSI. Apa pun itu,LIBsiapmenjalankannyajikamemang dibutuhkan dibuka jendela transfer untuk pemain baru,’’ ucapnya.