Dispendik Gembleng Puluhan Proktor
KOTA MOJOKERTO, Jawa Pos– Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Mojokerto mulai mempersiapkan pelaksanaan tes pengganti ujian nasional (UN). Sebanyak 39 proktor (pengawas server) sekolah digembleng menjalani simulasi skala besar ujian berbasis komputer daring (UBKD) Kamis (10/9).
Kabid Pendidikan Dasar Dispendik Kota Mojokerto Febri Emayanti menjelaskan, simulasi skala besar UBKD merupakan tahapan untuk mempersiapkan model ujian yang akan diterapkan di jenjang SD dan SMP tahun depan. Pasca dihapusnya UN, peserta didik nanti dihadapkan pada asesmen kompetensi minimal (AKM). ’’Hari ini (Kamis, Red) baru simulasi skala besar,’’ terangnya.
Dia menyebutkan, simulasi UBKD diikuti 20 proktor dari jenjang SD dan 19 dari SMP. Menurut dia, simulasi bertujuan mengenalkan sekaligus mempersiapkan teknis pelaksanaan ujian dalam bentuk AKM. ’’Karena UBKD dan AKM ini menjadi pengganti UNBK,’’ tuturnya.
Febri mengatakan belum mengetahui secara terperinci perbedaan mendasar dari model ujian teranyar tersebut. Teknis pelaksanaan ujian jenjang SD tidak lagi menggunakan server lokal, tapi langsung terkoneksi dengan server pusat. ’’Untuk ujian di SD, SMP, dan SMA/ SMK, servernya jadi satu dari pusat,’’ ulasnya.
Sementara itu, perangkat ujian tetap menerapkan computer based test (CBT). Sebab, seluruh lembaga SD dan SMP di Kota OndeOnde telah menerapkan 100 persen ujian berbasis komputer tersebut.
Namun, pelaksanaan simulasi skala besar UBKD diwarnai kendala teknis. Para peserta tidak bisa mengerjakan soal AKM lantaran server pusat down. ’’Di jenjang SD tadi, dari 15 soal, hanya bisa dikerjakan 3. Karena ketika mau pindah dari satu soal ke soal berikutnya, layarnya blank,’’ tuturnya. Namun, sebut Febri, kendala itu tidak sampai berimbas signifikan.