Jawa Pos

Pencipta Gunting DNA Menangkan Nobel Kimia

-

STOCKHOLM, Jawa Pos – Dua peneliti biokimia Emmanuelle Charpentie­r dan Jennifer Doudna sudah berkali-kali diberi sinyal sebagai penerima penghargaa­n Nobel. Namun, mereka tak pernah mendapatka­n penghargaa­n akademik tertinggi sedunia itu. Baru tahun ini Royal Swedish Academy akhirnya memberi mereka gelar tersebut.

”Diberi petunjuk dan benarbenar mendapatka­n (Nobel, Red) jelas berebeda. Saya sama sekali tak merasa ini hal yang nyata,” ungkap Charpentie­r seperti dilansir Agence FrancePres­se kemarin (7/10).

Lingkaran pakar kimia punya alasan kuat menjagokan duo perempuan itu sebagai penerima Nobel selama bertahunta­hun. Nyatanya, temuan mereka benar-benar mengubah dunia seputar genetik. Mereka membuat para peneliti mampu mengubah struktur gen. Inovasi mereka dimulai dari penelitian Charpentie­r. Ilmuwan asal Prancis itu tak sengaja menemukan molekul di bakteri. Molekul yang termasuk sistem imun pada bakteri tersebut punya kemampuan untuk memotong bagian DNA yang terjangkit virus.

Setelah artikel penelitian­nya diterbitka­n pada 2011, perempuan 51 tahun itu bekerja sama dengan Doudna. Mereka memodifika­si molekul tersebut menjadi alat untuk mengguntin­g material genetik lainnya.

”Alat penyunting genetik ini menyimpan potensi yang akan mengubah masa depan. Tidak hanya memajukan kualitas panen, namun juga memunculka­n inovasi dalam dunia medis,” ungkap Claes Gustafsson, ketua Komite Nobel Kimia.

Saat ini, CRISPR/Cas9 memang banyak digunakan oleh peneliti untuk memodifika­si produk pertanian atau buah agar lebih unggul. Namun, beberapa juga sudah mencoba alat tersebut untuk mengobati penyakit berbahaya seperti kanker.

Sebelum Charpentie­r dan Doudna, lembaga Nobel sudah memberikan penghargaa­n untuk kategori medis dan fisika. Harvey Alter, Michael Houghton, dan Charles Rice dinobatkan sebagai penerima Nobel Medis tahun ini karena penemuan hepatitis C. Sementara itu, Roger Penrose, Reinhard Genzel, dan Andrea Ghez menerima Nobel Fisika karena penelitian mereka mengenai lubang hitam.

 ?? MIGUEL RIOPA/AFP ?? PENGHARGAA­N BERGENGSI: Peneliti Prancis di bidang mikrobiolo­gi, genetika, dan biokimia Emmanuelle Charpentie­r (kiri) serta profesor AS bidang kimia dan biologi molekuler dan sel Jennifer Doudna tahun ini memenangka­n Nobel Kimia.
MIGUEL RIOPA/AFP PENGHARGAA­N BERGENGSI: Peneliti Prancis di bidang mikrobiolo­gi, genetika, dan biokimia Emmanuelle Charpentie­r (kiri) serta profesor AS bidang kimia dan biologi molekuler dan sel Jennifer Doudna tahun ini memenangka­n Nobel Kimia.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia