Biden Pertimbangkan Absen Debat
Hari Ini Harris dan Pence Bertemu
WASHINGTON DC, Jawa Pos – ’’Jika dia masih positif Covid-19, kami seharusnya tidak debat.’’ Pernyataan itu dilontarkan Kandidat Presiden Partai Demokrat Joe Biden Selasa (6/10). Mereka dijadwalkan bertemu kembali dalam debat kedua pada 15 Oktober mendatang. Biden ingin agar semua protokol kesehatan diikuti dalam debat nanti.
Tim kampanye Biden tentu juga waswas. Sebab, sama dengan Trump, usia Biden sudah masuk golongan rawan dan berisiko tinggi. Mantan Wapres di era Barack Obama tersebut sudah berusia 77 tahun. Bagi orang yang tak mau tertular Covid-19, Trump agak menakutkan. Sebab, kini dia punya julukan baru, superspreader. Itu adalah sebutan untuk orang yang bisa menularkan virus SARS-CoV-2 secara masif.
’’Dia (Trump) melepas maskernya, itu bertentangan dengan semua hal yang kita tahu (tentang penularan Covid-19, Red). Dia superspreader. Dialah masalah di Gedung Putih,’’ ujar mantan Ketua Komite Nasional Republik Michael Steele saat diwawancarai MSNBC.
Menurut Steele, sejatinya orang-orang di sekeliling Trump bergerak berhati-hati jika dekat dengannya. Pernyataan Steele tak sepenuhnya salah. Sebab, saat ini satu per satu orangorang di lingkaran Trump tertular Covid-19. Yang terbaru adalah penasihat Gedung Putih Stephen Miller. Dia dipastikan positif Covid-19 Selasa (6/10). Beberapa petinggi militer juga diisolasi setelah Laksamana Charles Ray positif.
Berbeda dengan PM Inggris Boris Johnson yang langsung berubah sikap pascasembuh dari Covid-19, Trump justru tetap sama seperti semula. Setelah pulang dari rumah sakit, Trump kembali mencuit tentang berbagai hal di akun Twitternya. Salah satunya bahwa Covid-19 semacam flu biasa dan orang-orang harus belajar hidup dengan penyakit tersebut. Cuitan itu langsung disembunyikan Twitter karena dianggap melanggar aturan karena menyebarkan informasi palsu dan berpotensi merusak.
Sejak Trump dinyatakan positif Covid-19, dukungan untuk Biden kian menguat. Berdasar hasil poling CNN yang terbaru, Biden memimpin dengan 57 persen dan Trump hanya 41 persen. Di antara pemilih perempuan, Biden juga jadi pilihan. Dia dapat 66 persen dukungan dan lawannya hanya 32 persen.
Dukungan lebih besar untuk Biden tidak hanya berasal dari penduduk biasa. Dilansir Business Insider para pegawai dari Apple, Amazon, Facebook, Alphabet, Microsoft, dan Oracle telah menyumbangkan USD 4,8 juta (Rp 70,66 miliar) sejak 2019 lalu untuk kampanye Biden. Itu 20 kali lebih besar dibandingkan sumbangan untuk Trump yang hanya USD 240 ribu atau setara dengan Rp 3,5 miliar.
Sementara itu, WHO memberikan harapan baru. Yaitu, mungkin akan ada vaksin yang bisa selesai lebih cepat dibanding perkiraan semula. ’’Kita akan membutuhkan vaksin dan ada harapan pada akhir tahun ini kita akan memilikinya. Ada harapan,’’ terang Dirjen WHO Adhanom Ghebreyesus. Sebelumnya WHO berulangulang menyatakan bahwa vaksin paling cepat selesai pada pertengahan tahun depan.
Vaksin buatan Moderna dan Pfizer memulai tahap akhir uji klinis akhir Juli lalu. Injeksi dosis pertama dan kedua harus berjarak minimal 28 hari. Diperkirakan hanya ada beberapa orang yang memenuhi kriteria FDA pada akhir Oktober nanti. Cakupan datanya tidak mencukupi. Efektivitas vaksin harus terlihat setidaknya pada 50 persen pasien yang sudah disuntik.
Di sisi lain, debat cawapres antara Kamala Harris dan Mike Pence kemarin atau hari ini waktu Indonesia dipastikan bakal menjadi sorotan. Itu disebabkan usia Biden dan Trump sudah lanjut. Siapa pun yang jadi presiden, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, Harris atau Pence akan menjadi penggantinya.