Klub Butuh Kepastian
AWAL Oktober ini, seharusnya fans sepak bola di tanah air sudah bisa menikmati lanjutan Liga 1 2020. Kompetisi kasta tertinggi itu memang baru bergulir tiga pekan. Namun, sejak Maret lalu, kompetisi harus terhenti karena merebaknya pandemi Covid-19. Praktis, hampir tujuh bulan lamanya publik tak bisa menikmati aksi bintang dan klub kesayangan mereka.
Karena itu, ketika ada sinyal kalau kompetisi kembali bergulir awal Oktober, antusiasme publik kembali membuncah. Klub kontestan juga ikut bergairah.
Kalau sebelumnya pemain hanya melakukan latihan mandiri di rumah masingmasing, sejak dua bulan terakhir klub meminta untuk berlatih bersama di lapangan. Pemain-pemain asing yang sempat pulang kampung selama masa pandemi mereka datangkan kembali.
Namun, gairah itu kembali redup. Sebab, tiga hari sebelum kickoff, PSSI mengumumkan bahwa Liga 1 kembali ditunda. Polri melarang adanyakompetisisepakboladalamwaktudekat karena masih tingginya persebaran Covid-19.
Klub jelas pihak yang paling dirugikan. Sebab, jauh-jauh hari mereka sudah diminta melakukan persiapan. Bahkan, renegosiasi kontrak dengan pelatih serta pemain telah dilakukan.
Akibat penundaan, klub kini terkatung-katung. Klub berada dalam ketidakpastian. Mereka bingung. Tidak punya gambaran kapan kompetisi akan dimulai. PSSI memang sudah membuat pernyataan kalau kompetisi akan dilanjutkan bulan depan. Namun, tak ada yang bisa menjamin kalau November nanti kurva pandemi Covid-19 menurun. Wajar jika kemudian beberapa figur sepak bola nasional bersuara lantang. Mereka meminta Liga 1 musim 2020 sebaiknya dihentikan saja. Itu jika bulan depan Liga 1 masih ditunda lagi.
Kalau sudah dihentikan, PSSI, klub, dan seluruh stakeholder sepak bola bisa berfokus untuk persiapan musim 2021. Permintaan tersebut sangat beralasan. Sebab, 2020 hanya menyisakan dua bulan. Sangat tidak ideal jika kompetisi dipaksakan terus berjalan.
Karena itulah, PSSI harus segera memberikan kepastian sekaligus jaminan bahwa lanjutan Liga 1 tahun ini bisa bergulir pada bulan November. Jika tak berani memberi jaminan, sebaiknya memang kompetisi musim 2020 dihentikan saja.
Tanpa ada kepastian dan jaminan, klub-klub akan semakin merana. Sebab, selama menunggu kepastian kompetisi, mereka terus mengeluarkan biaya operasional. Pengeluaran besar, sedangkan pemasukan berkurang.