Seluruh BSB Tersalurkan Awal November
Faktor Geografis Jadi Kendala
SURABAYA, Jawa Pos – Bantuan sosial beras (BSB) dari pemerintah akhirnya diterima warga Surabaya. Total, 46.802 keluarga penerima manfaat (KPM) mendapatkan bantuan tersebut. Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara turun langsung mendistribusikan BSB kepada warga.
Secara simbolis, Juliari menyalurkan bantuan tersebut di wilayah Gayungan. Setiap warga menerima 30 kilogram beras. Dua kali dari jatah yang seharusnya diperoleh dalam satu termin. Sebab, BSB belum turun sejak September.
Juliari menjelaskan kendala yang membuat BSB baru turun. Menurut dia, persoalan itu disebabkan masalah klasik. ”Karena Indonesia luas,” ujarnya kemarin (7/10).
Akibatnya, pendistribusian bantuan membutuhkan waktu serta tidak bisa langsung dikebut dalam sehari. Belum lagi wilayah yang demografinya sulit dijangkau kendaraan.
Masalah lain adalah pandemi Covid-19. Persebaran virus korona jenis baru itu memaksa sejumlah daerah menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas. Atau kerap disebut mini lockdown. ”Sehingga kami harus mematuhi itu,” katanya.
Untuk kota besar, dia berharap bantuan segera disalurkan. Salah satunya adalah Kota Pahlawan. Sebab, Surabaya tidak seperti daerah lain. Akses dari wilayah ke wilayah lain sudah terkoneksi. Kemensos menargetkan BSB secepatnya terdistribusi ke seluruh kabupaten dan kota selambatnya awal November. ”Kami bakal salurkan 450 ton beras,” ungkapnya.
Teknis distribusi bantuan beras itu beragam. Bergantung fasilitas, akses, dan demografi setiap daerah
Satu daerah dengan wilayah lain tentu berbeda. Misalnya saja, Surabaya. Kemensos tidak mengalami kesulitan. Dari gudang penyimpanan sembako, beras langsung diantar transporter ke rumah warga.
Namun, di wilayah yang memiliki keterbatasan akses, Kemensos harus memutar otak agar bantuan itu tepat sasaran. Salah satu caranya adalah membuat dropping point. ”Bisa di balai RW,” tutur politikus PDIP tersebut.
Dalam kunjungan ke Surabaya, Juliari juga sempat mendatangi Kantor Pos Besar Surabaya, Jalan Kebon Rojo. Di tempat itu, dia membagikan BST. Ada 225.154 KPM yang menerima bantuan tersebut. Jumlah penerima bertambah. Pada tahap sebelumnya, total penerima BST mencapai 142.327 KPM. Pada pertengahan September, Kemensos mengeluarkan surat instruksi menambah data penerima bantuan tersebut. Tambahannya mencapai 45 ribu KPM. Total, ada 187.327 KPM.
Nah, pada Oktober, pemerintah kembali menambah 45 ribu penerima BST. Jumlah warga yang mendapatkan bantuan itu mencapai 225.154 KPM. ”Data warga penerima selalu bergerak karena dampak pandemi,” terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Tri Rismaharini berharap warga mematuhi protokol kesehatan (prokes) dengan memakai masker dan menjaga jarak. Dua cara itu berguna menekan penularan korona. ”Sehingga perekonomian kembali berjalan,” tegasnya.