Dua Kandidat Berdialog Satu Forum
Digagas IDEAL-MUI, Bahas Eks Lokalisasi
SURABAYA, Jawa Pos – Pilwali Surabaya menyuguhkan suasana kontestasi yang bermutu. Kemarin (7/10) dua kandidat bertemu dalam satu forum daring yang diinisiatori Ikatan Dai Eks Area Lokalisasi Majelis Ulama Indonesia (IDEAL-MUI) Jawa Timur. Tema yang diangkat adalah nasib eks lokalisasi pasca kepemimpinan Risma.
Diskusi bersama itu bisa dibilang yang pertama menghadirkan dua kubu sekaligus. Tentu di luar pertemuan yang diselenggarakan penyelenggara seperti KPU maupun Bawaslu Surabaya.
Humas IDEAL-MUI Jatim Gatot Subiyantoro menuturkan, diskusi tersebut ingin mengupas konsep dan gagasan para calon pemimpin Surabaya. Khususnya, yang berkaitan dengan nasib dan kehidupan warga eks lokalisasi. ’’Tidak hanya Dolly. Tapi, semua eks lokalisasi yang ada di Surabaya,” katanya.
Menurut Gatot, pertemuan kandidat tersebut membuktikan komitmen mereka dalam membangun Kota Surabaya. Karena itu, dia berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menghadirkan kedua calon dalam satu forum virtual. ’’Ini semua juga berkat bantuan dari masing-masing tim sukses calon,” jelasnya.
Pada diskusi itu, para calon wali kota, baik Machfud Arifin dan maupun Eri Cahyadi, diundang sebagai narasumber. Namun, Eri tidak bisa hadir dan diwakili Armudji, pasangannya. Machfud banyak bercerita terkait keluhan masyarakat saat dirinya berkunjung ke kawasan eks lokalisasi tersebut. Sementara itu, Armudji lebih banyak memuji prestasi Risma yang dianggap berhasil mengubah kawasan tersebut menjadi lebih baik. Warga yang mengikuti diskusi itu lebih banyak mengeluhkan perekonomian mereka. Masih ada warga yang merasa belum mendapatkan dampak positif dari penutupan lokalisasi.
Armudji berkali-kali menekankan bahwa pihaknya sudah berbuat banyak untuk Dolly. Dia menuturkan, warga harus berterima kasih kepada Wali Kota Risma atas keberaniannya menutup Dolly dan membuat berbagai macam pelatihan untuk warga.
’’Kalau masih ada kekurangan, ya wajar namanya manusia. Itu akan menjadi masukan bagi kami,” tuturnya.
Sementara itu, Machfud tidak ingin banyak membahas soal penutupan Dolly. Menurut dia, hal itu sudah selesai. Yang harus dipikirkan ke depan adalah pemulihan ekonomi yang sudah enam tahun dinantikan warga. ’’Itu saling berkaitan. Ketika sebuah lokalisasi ditutup, dampak ekonominya pasti dirasakan oleh warga setempat,” terangnya.
Karena itu, dia bersama Mujiaman sudah punya program Ayo Jajan ke Dolly yang disiapkan untuk meningkatkan derajat ekonomi masyarakat setempat. ’’Kalau masih ada lahan atau area yang mencukupi, nanti dibangun pasar terintegrasi.