Merasa Nyaman karena Tidak Ada Tamu Datang
Ada beragam cerita dan perasaan haru yang menyelimuti para ibu setelah melahirkan di masa pandemi. Di tengah kekhawatiran tertular Covid-19, mereka berjuang hingga melahirkan dengan selamat.
ERLITA Hanum, 29, tidak pernah menyangka bakal melahirkan di tengah pandemi Covid-19. Awalnya, dia mengira kehamilannya bakal lancarlancar saja hingga melahirkan. Namun, satu bulan menjelang hari kelahiran, berita mengejutkan muncul di televisi. Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga Depok positif virus korona.
’’Jadi bikin pusing. Dari awal hamil semua lancar nggak ada beban, tiba-tiba ada korona. Tapi karena sudah dikasih rezeki hamilnya sebelum pandemi, ya bismillah saja. Kebetulan April itu dokterku buka klinik bersalin. Tanpa pikir panjang, aku langsung cari tahu dan merencanakan lahiran di klinik itu,” ucap perempuan yang bekerja di bidang event organizer (EO) itu.
Selain takut tertular Covid-19, dia memilih melahirkan di klinik karena memiliki fobia terhadap rumah sakit (RS). Bagi Lita, walaupun ada perasaan cemas dan panik melahirkan di tengah pandemi, support keluarga sangat berarti. ’’Jadi enjoy banget. Usia 39 week aja aku masih nyetir ke kantor,” ungkapnya.
Perasaan berbeda dialami Listya Apriandini, 28, karena melahirkan dengan cara Caesar di rumah sakit umum. Menurut dia, melahirkan ketika bukan pandemi saja sudah bikin khawatir, apalagi saat pandemi. Jadi dobel khawatirnya. ’’Harus lebih ekstra untuk pilih mau melahirkan di mana, siapin segala protokol kesehatan, pakai masker, sering cuci tangan, jaga jarak,” tegasnya.
Sebelum operasi Caesar pada Mei itu, dia mengaku hanya diminta untuk melakukan rapid test yang hasilnya negatif. Dia sedih karena operasi Caesar tidak boleh ditemani suami atau orang tua. Namun, perasaan panik berlebih itu dia hadapi dengan berpikir positif. Dia juga memilih kamar untuk satu orang agar tidak berdampingan dengan ibu melahirkan lainnya.
Berdasar protokol yang berlaku, ibu yang baru melahirkan tidak boleh dijenguk oleh siapa pun. Setelah pulang ke rumah, Lita dan Listya mengaku lebih nyaman karena tidak ada tamu yang berkunjung untuk melihat bayinya. ’’Merasa nyaman banget karena tidak ada tamu. Malah kalau ada yang bertamu, jadi semakin khawatir lagi,” ucap Listya.
Sementara itu, Erlita beralasan pihak rumah sakit yang memberlakukan peraturan pasien baru melahirkan tidak boleh dijenguk. ’’Lebih baik tidak ada yang datang. Hanya keluarga inti. Itu pun harus bergantian,” ungkap Lita.