Properti dan Industri Tumbuh Subur
Jumlah Lahan Pertanian Menyusut
KABUPATEN MOJOKERTO, Jawa Pos - Lahan produksi pertanian di Kabupaten Mojokerto mengalami penyusutan yang signifikan. Hal itu terjadi seiring meningkatnya bisnis properti dan pengembangan industri di kawasan tersebut.
Sebagaimana yang tampak jelas di sekitar Jalan Raya Mojoanyar– Bangsal. Di sepanjang jalan itu, sejumlah bangunan dan tanah kavling mulai tumbuh subur. Padahal, status tanah yang gembur membuat pertanian di wilayah sekitar tumbuh dengan baik selama bertahun-tahun. Apalagi, kondisi itu didukung dengan aliran air irigasi yang memadahi. Meski musim kemarau, kawasan Mojoanyar tak pernah mengalami kesulitan air saat masa tanam tiba.
Bahkan, warga menyebutkan bahwa setiap tahun petani setempat bisa memasuki masa tanam hingga tiga kali. ’’Kalau di sini (Mojoanyar) tiap tahun surplus untuk tanaman padi,’’ ungkap Rudi, salah seorang petani warga Mojoanyar. Penyusutan lahan pertanian itu juga tampak di Desa Kalipuro, Kecamatan Pungging. Lahan produksi tersebut tergerus tak lain karena pertumbuhan industri dan perumahan yang bermunculan.
Terpisah, Kepala Disperta Kabupaten Mojokerto Teguh Gunarko menegaskan, sejauh ini ketersediaan luas lahan tanam di wilayah dengan 18 kecamatan tersebut masih cukup luas. Sesuai dengan SK menteri agraria dan tata ruangan/kepala BPN, setidaknya masih ada sekitar 37.247 hektare. Luas lahan pertanian itu pun menjadi acuan tiap tahun disperta untuk melakukan penyerapan gabah dalam upaya ketahanan pangan bagi petani. ’’Kami berupaya (lahan pertanian, Red) tidak ada penyusutan,’’ ungkapnya.
Sebagai pedoman, Teguh menyebutkan, lahan pertanian itu juga sudah diatur dalam UU Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Tahun ini produksi beras di kabupaten mengalami surplus 78 ribu ton. Hal itu tak terlepas seiring dengan meningkatnya panen padi. Dukungan para petani swasembada pangan di tengah pandemi ini tergolong aman.