Prestasi Pelajar Jatim Makin Moncer
Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi mampu melahirkan dan membawa sejumlah dampak serta implikasi tersendiri bagi dunia pendidikan. Salah satunya untuk jenjang SMA/SMK yang dibuktikan dengan pencapaian prestasi SMKN 1 Geger, Madiun, dan SMK Al Huda, Kediri.
Januari lalu, siswa dari kedua sekolah tersebut mengikuti kompetisi Samsung Innovation Campus (SIC) Project Competition 2020. Seusai melalui proses seleksi yang ketat, karantina selama sekitar enam bulan, serta final, SMKN 1 Geger, Madiun, yang menampilkan proyek Smart Hydroponic Technology (Sahyt) berhasil menyabet juara The Best SIC Project 2020.
Mereka berhasil mengembangkan pompa air otomatis, sistem pupuk otomatis, dan sistem pengontrol suhu tanaman hidroponik. Semua itu dapat dipantau serta dikendalikan lewat aplikasi mobile. Harapannya, para petani mengelola pengairan, penutrisian, serta pengontrolan suhu tanaman dengan mudah.
Selanjutnya, SMK Al Huda, Kediri, membuat proyek Sistem Pengairan Otomatis (Smart Irrigation System) berbasis Arduino. Para siswa dari SMK ini berhasil menyabet juara favorit dengan membuat solusi teknologi berbasis Arduino yang dapat memudahkan petani mengawasi tanaman.
Tak cuma prestasi yang makin moncer, keterampilan para siswa SMK terus terasah. Misalnya, SMKN Tutur, Pasuruan, yang memiliki usaha ternak sapi. Di sana, 80 persen lulusan tidak bekerja di perusahaan, tapi membuka lapangan pekerjaan sendiri melalui keterampilan yang dibawa dari sekolah. Dijelaskan oleh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid, SMKN Tutur merupakan SMK yang unggul di bidang peternakan, khususnya ternak sapi perah.
’’Pasuruan merupakan penghasil susu terbesar di Jatim. Di Jatim, permintaan susu untuk kebutuhan industri mencapai 2.000 ton/hari. Sedangkan susu yang diproduksi setelah dikurangi kebutuhan masyarakat sebanyak 1.400 ton. Untuk kebutuhan industri, masih kurang 600 ton atau setara dengan 40.000 sapi perah. Itu bisa jadi kesempatan besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan,’’ ungkapnya.
Dispendik Jatim terus berupaya memoles pelajar di Jatim untuk terus menelurkan prestasi. Termasuk memiliki skill mumpuni bagi pelajar SMK. Keseriusan Dispendik Jatim dalam mengarahkan siswa SMK untuk menjadi lulusan yang terampil membuahkan hasil.
Kelas kewirausahaan menjadi hal yang penting. Sebab, melalui kelas tersebut, siswa SMK mampu melatih kejeliannya dalam melihat peluang usaha. Selain itu, tenaga kerja yang terampil perlu disiapkan dengan membekali berbagai skill.
Semangat dan mental siswa juga harus terus dipupuk agar nanti tak cuma menjadi pegawai, tapi juga mampu menjadi pengusaha. Untuk mewujudkan hal tersebut, Dispendik Jatim menyiapkan berbagai program. Selain pelajaran teknik keterampilan, siswa dibekali dengan ilmu manajemen.
Wahid berharap siswa SMK di Jatim mampu terus menumbuhkan semangat untuk berwirausaha. Siswa juga harus terus aktif menggali potensi diri agar bisa menekuni bidang yang diminati.
Selain SMK, Dispendik Jatim memberikan perhatian penuh pada pendidikan siswa berkebutuhan khusus. Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Dinas Pendidikan Jatim mengadakan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional Anak Berkebutuhan Khusus (FLS2N ABK) 2020.
Beberapa ABK dari sejumlah SLB di Jatim berhasil menyabet juara di ajang itu. Di antaranya, Hafizh Ardiansyah Juara 1 Lomba Pantomim, Aisyah Syerviyah Juara 1 Desain Grafis, dan Ella Mariska Juara 2 Lomba Melukis.
Sejak Agustus lalu, Pemprov Jatim melakukan uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas SMA/SMK/SLB di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur. Kecuali di kawasan zona merah Covid-19. Hal itu dilakukan dengan mempertimbangkan sejumlah poin penting. Salah satunya keinginan serta antusiasme yang tinggi dari siswa dan orang tua untuk dapat kembali belajar di sekolah.
Sekolah-sekolah yang sudah diuji coba, antara lain, SMAN 2 Probolinggo dan SMKN 2 Probolinggo serta SMAN 2 Mejayan dan SMK PGRI 1 Mejayan. Namun, pelaksanaannya tetap menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan ketentuan dari gubernur. Pelaksanaannya juga dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi kesiapan setiap sekolah serta mengindahkan hasil koordinasi dengan pemkab/pemkot atau Gugus Tugas Covid-19 setempat.