Optimistis Masuk Zona Kuning
Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 Bertambah Banyak
SURABAYA, Jawa Pos − Pemkot optimistis masa-masa sulit di Surabaya segera berlalu. Persebaran virus korona berhasil dibendung. Kondisi Kota
Pahlawan semakin baik dan beranjak menuju zona kuning. Keyakinan pemkot itu terlihat dari sejumlah data yang dihimpun. Pertama, tingkat kesembuhan. Setiap hari puluhan warga yang terpapar Covid-19 dinyatakan sembuh. Jumlahnya pun terus meningkatJ
Menggeber 3T (testing, tracing, dan treatment) Menerjunkan Swab Hunter Memelototi kerumunan Memperketat aturan jam malam
Melarang RHU beroperasi Mengizinkan tempat usaha beroperasi, namun maksimal 50 persen dari kapasitas Melakukan tindakan tegas dengan menutup tempat usaha yang melanggar
Bukti Surabaya Membaik
COVID-19 :
Berdasar data dari Pemprov Jatim, pada 11 Oktober lalu, pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 60 orang. Berselang satu hari, tingkat kesembuhan beranjak naik. Kini jumlahnya menjadi 76 orang. Bukti kedua, minimnya persebaran korona di kelurahan. Pemkot mencatat, dalam beberapa hari terakhir, 33 kelurahan nol kasus korona.
Artinya, tidak ditemukan kasus baru di wilayah itu.
Kepala Bagian Humas Pemkot Febriadhitya Prajatara menjelaskan, kondisi Surabaya terus membaik. Virus korona jenis baru bisa dikendalikan. ’’Kami terus berupaya menekan persebaran Covid-19,’’ jelasnya.
Febri, sapaan akrab Febriadhitya, menyampaikan kunci keberhasilan pemkot dalam menangani virus korona. Pertama, pemkot menggeber 3
testing, tracing, serta treatment.
Untuk testing, setiap hari petugas kesehatan menggelar uji usap. Lokasinya di seluruh kecamatan. Juga di Gelora Pancasila dan labkesda. Ditambah lagi, setiap hari tim Swab Hunter turun menindak pelanggar protokol kesehatan (prokes). ’’Sanksi bagi pelanggar langsung dites swab,’’ jelasnya.
Tracing terus dilakukan. Pemkot memiliki tim tracing khusus yang melibatkan tiga komponen. Ketiganya saling membantu. Yaitu, linmas, kelurahan, serta kecamatan. Pengobatan juga menjadi perhatian. Yang terinfeksi korona langsung ditangani di asrama haji serta rumah sakit rujukan. ’’Kondisi pasien dipantau 24 jam,’’ paparnya.
Saat ini jumlah warga Surabaya yang terpapar korona 15.044 orang. Jumlah pasien yang sembuh mencapai 13.563 orang. Febri optimistis jumlah itu semakin bertambah. ’’Target kami secepatnya Surabaya beranjak kuning,’’ terangnya.
Pemkot memiliki langkah lain untuk mempercepat Surabaya beranjak menjadi zona kuning. Upaya itu dilakukan satpol PP. Yakni, memperketat jam malam serta memelototi kerumunan. Kasatpol PP Eddy Christijanto mengatakan, pemkot sudah menetapkan jam malam. Aturan itu tertuang dalam Peraturan Wali Kota No 33 Tahun 2020. Seluruh aktivitas warga harus selesai pukul 22.00.
Dari hasil evaluasi, sejumlah kegiatan belum mengindahkan aturan itu. Salah satunya aktivitas di warung kopi (warkop). ’’Dari hasil penindakan, tidak sedikit warkop yang melanggar,’’ jelasnya.
Satpol PP tidak segan menerapkan sanksi tegas. Warkop yang bandel ditutup. Dilarang beroperasi selama 14 hari. Contohnya, warkop di Sukomanunggal. ’’Sudah berkali-kali diingatkan, masih bandel. Langsung ditindak,’’ tegasnya.
Rumah hiburan umum (RHU) dilarang beroperasi. Pasalnya, dari hasil diskusi pemkot bersama Persakmi, virus korona rentan menyebar kepada pengunjung rumah hiburan itu.
Sebab, ruangan tertutup. Ventilasi terbatas. Juga tidak bisa menerapkan aturan jaga jarak.
Selain jam malam, petugas terus memelototi tempat usaha. Misalnya, warung, kafe, dan pusat perbelanjaan. Tempat itu tidak boleh terisi penuh. Maksimal 50 persen dari kapasitas. Mantan camat Genteng itu mengatakan, mayoritas warga Kota Pahlawan sudah mematuhi aturan. Mengenakan masker sudah menjadi kebiasaan. Jumlah pelanggar prokes pun menurun. Dulu ketika razia, petugas menjaring 300−400 pelanggar. Kini yang terjaring razia hanya 50 orang.