Sambut Pembelajaran Tatap Muka, SMPN 1 Siapkan Protokol Berlapis
SURABAYA, Jawa Pos – Sebanyak 18 sekolah ditetapkan dinas pendidikan (dispendik) sebagai percontohan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya adalah SMPN 1 Surabaya. Lembaga pendidikan itu menjawab kepercayaan yang telah diberikan.
Masuk ke SMPN 1, penerapan protokolkesehatan(prokes)langsung terlihat. Dua banner besar terpampang dan dipasang berdempetan untuk menarik perhatian pengunjung. Keduanya berisi peringatan dan pernyataan.
Banner pertama bertulisan kawasan wajib mengenakan masker. Di banner kedua tertulis new normal SMPN 1 Surabaya. Sekolah tangguh. Siap melaksanakan protokol kesehatan melawan Covid-19.
Oleh petugas, pengunjung langsung diarahkan menuju wastafel untuk membersihkan tangan. Selanjutnya, suhu tubuh pengunjung diukur. Pemeriksaan dilakukan dengan thermo gun. Pengunjung yang temperatur badannya melebihi ambang batas normal (37,5 derajat Celsius) tidak diperbolehkan masuk ke sekolah.
Kebersihan pakaian dan barang bawaan juga menjadi perhatian. Seluruh pengunjung diminta melewati bilik sterilisasi
J
Tujuannya, mematikan seluruh virus yang menempel. ”Baru diperbolehkan masuk ke sekolah,” ujar Wakasek Kesiswaan Widiastuti.
Fasilitas prokes pun lengkap. Di depan ruang kelas disediakan wastafel. Tempat duduk di depan kelas diatur dan diberi tanda silang. Dengan begitu, siswa nanti tidak berdempetan.
Di dalam kelas, prokes menjadi perhatian. Salah satunya adalah kelas IX-A. Bangku antarsiswa berjarak minimal 2 meter. Di kelas itu, jendela terbuka lebar untuk memenuhi syarat. Setiap kelas harus memiliki minimal 10 persen ventilasi. Hand sanitizer juga disediakan.
Di lantai bagian depan, terdapat garis tebal berwarna merah menyala yang ditempel. Fungsinya, batas guru menyampaikan materi. Pihak sekolah juga menyediakan kipas angin. ”Seluruh indikator sudah kami penuhi,” tegas Widiastuti.
Kepala SMPN 1 Akhmat Suharto menjelaskan, setelah ditunjuk dispendik, pihaknya bersiap. Seluruh indikator dipenuhi. ”Sarana-prasarana (sarpras) dicukupi,” paparnya.
Bukan hanya itu, kesehatan guru juga ditelaah. Suharto mengungkapkan bahwa seluruh tenaga pendidik sudah menjalani uji usap. ”Alhamdulillah, hasilnya seluruh guru sehat,” jelasnya.
Suharto optimistis SMPN 1 bisa kembali mengadakan pembelajaran tatap muka. Siswa kembali masuk sekolah seperti dulu, tetapi tetap menjalankan prokes.
Sementara itu, Kepala Dispendik Supomo menyebutkan, di antara 18 sekolah, SMPN 1 menjadi salah satu sekolah yang terpilih. SMPN 1 ditunjuk sebagai sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. ”SMPN 1 terus melakukan persiapan,” tuturnya.
Minggu lalu tim dispendik turun ke 18 sekolah tersebut untuk memelototi pemenuhan indikator. Mulai kelengkapan sarpras hingga teknis pembelajaran. Hasilnya, SMPN 1 dinyatakan siap.
Supomo menyatakan, SMPN 1 menjadi bukti kesungguhan sekolah menyiapkan pembelajaran tatap muka. Sebab, seluruh indikator terpenuhi. Dia berharap dekolah lain yang ditunjuk mencontoh lembaga pendidikan yang berlokasi di Jalan Pacar tersebut.
Langkah ke depan, dispendik membentuk sekolah tangguh yang berisi lembaga pendidikan yang siap mengadakan pembelajaran tatap muka. Namun, protokol kesehatan tetap diterapkan dan dijaga. ”SMPN 1 termasuk sekolah tangguh,” tegas mantan kepala dinas sosial tersebut.