Imunisasi Siswa SD Berprotokol Lawan Covid-19

SURABAYA, Jawa Pos – Program imunisasi untuk siswa tingkat SD tetap berjalan meski pembelajaran masih dilakukan dengan jarak jauh. Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya mengatur agar imunisasi tetap bisa berjalan di masa pandemi Covid-19, namun dengan protokol kesehatan.

Mulai hari ini (14/10), program imunisasi ditujukan untuk siswa kelas I, V, dan VI. Siswa kelas I mengikuti imunisasi measles dan rubella (MR) untuk mencegah penyakit campak. Dari data dinas pendidikan (dispendik), 43.709 siswa menjalani imunisasi itu.

Siswa kelas V dan VI akan mendapat imunisasi human papiloma virus (HPV) untuk mencegah penyakit kelamin. Imunisasi tersebut khusus diperuntukkan pelajar perempuan. Total 45.173 siswi mengikuti imunisasi itu.

Kepala Bidang Sekolah Dasar Dispendik Surabaya Mohammad Aries Hilmi menjelaskan, lantaran pandemi Covid-19, dispendik mengatur secara detail teknis imunisasi. Petugas puskesmas datang ke sekolah dengan memakai APD lengkap. Untuk menghindari kerumunan, imunisasi dilakukan secara bergelombang. Tiap sesi maksimal 15 siswa. ’’Digelar di tempat terbuka. Sehingga sirkulasi udara tetap mengalir,’’ jelas Aries.

Sebelum menggelar kegiatan itu, sekolah memberikan surat edaran kepada wali murid. Tujuannya memastikan kesanggupan pelajar untuk mengikuti imunisasi tersebut. ’’Orang tua berhak tidak memberikan izin. Bisa imunisasi di tempat lain,’’ ucapnya.

Ada syarat bagi siswa yang ingin mengikuti imunisasi itu. Pihak sekolah dan orang tua harus memastikan pelajar sehat. Sebagai langkah antisipasi, pemeriksaan kesehatan digelar sebelum imunisasi.

Sementara itu, Kepala Dispendik Supomo mengatakan, siswa harus tetap mendapatkan imunisasi. Dari telaah dispendik, penundaan kegiatan tersebut justru bisa memicu persoalan. ’’Kami tidak ingin siswa nanti terserang penyakit,’’ ucap mantan kepala dinas sosial (dinsos) itu. Pada November, imunisasi masal bagi siswa kembali dilaksanakan untuk kelas II SD. Yakni, imunisasi difteri tetanus.