Dari Jaga Diri ke Fashion Statement
Tetap Sehat, namun Ekonomi Terus Jalan
SURABAYA, Jawa Pos − Usaha masker terus berkembang seiring pandemi yang tak kunjung usai. Tren juga berubah. Dulu masker hanya digunakan untuk menjaga diri dari persebaran virus. Sekarang ada unsur gaya hidup dan fashion di dalamnya. Bahkan, harga masker fashion bisa 20 kali lipat dari masker kain polos.
”Dulu orang cari yang penting menutup rapat, kain. Sekarang, mulai desainnya custom dari mereka,” ucap desainer Yuana Tanaya. Pembeli lebih berani membayar mahal untuk desain pesanan eksklusif. Bahkan, Yuana bisa menjual masker tersebut sampai Rp 350 ribu. Sementara itu, masker dengan desain printing atau polos dijual Rp 15 ribu hingga Rp 40 ribu.
Pembeli menentukan sendiri warna maskernya. Biasanya dicocokkan dengan pakaian yang sudah dimiliki. Salah satunya, Yuana membuat masker polos dengan dua warna berbeda di dalam dan luar. Itu jadi salah satu trik fashion. Satu masker bisa senada dengan
dua warna setelan tampilan, hanya dengan dibolak-balik. ”Punya baju warna hijau tapi belum punya masker hijau, lalu pesan warnanya hijau dan warna lain yang tone-nya pas,” paparnya.
Untuk yang custom, Yuana juga menyediakan beberapa desainnya. Ciri khasnya adalah burung dan kipas. Nanti pemesan bisa memilih tone warna sesuai keinginan. Karena custom, Yuana mengikuti permintaan. Alias tidak menyediakan terlalu banyak stok dalam bentuk serupa. ”Kalau bikin yang polos, sebenarnya sehari bisa 50 buah. Kalau custom bordir, satu masker perlu 2−3 hari,” jelas perempuan yang dikenal dengan batik kontemporernya tersebut.
Produsen masker kain juga terus berusaha memperbaiki desain. Misalnya, Yuana mengganti tali masker dari karet menjadi tali adjustable. Hal itu mengikuti komentar pembeli sebelumnya.
”Kadang sudah karet tapi masih kekecilan atau malah kekenduran. Jadi, adjustable ini nilai plus sendiri,” ujarnya saat ditemui kemarin (16/10).
Yuana mengatakan, semakin banyak desain masker yang kini mempertebal kainnya. Awalnya, pembuat masker menggunakan dua lapis kain dan diberi ruang tisu sebagai sisipan. ”Sekarang makin tebal, sudah tiga lapis sendiri. Supaya pemakai enggak repot ganti-ganti tisu di dalamnya,” jelas ibu dua anak itu. Bentuk masker juga lebih mancung di bagian tengah. Tujuannya memberikan ruang napas lebih lega daripada masker yang rapat menempel di wajah.
Yang jelas, dia menambahkan bahwa fashion juga mengikuti standar kesehatan.