Normalisasi Delapan Akses Nelayan di Kawasan Utara
SURABAYA, Jawa Pos – Banyak nelayan yang sulit melaut gara-gara tingginya endapan sungai di kawasan utara. Aksesakses itu bakal dinormalisasi PT Pelindo III yang bekerja sama dengan kelompok nelayan dan pemerintah. Penataan jalur nelayan melalui dana CSR senilai Rp 1,7 miliar dikerjakan secara bertahap.
Setidaknya ada delapan akses nelayan yang akan dinormalisasi. Salah satunya Kali Morokrembangan yang memiliki lebar 10 meter. Sungai yang mempunyai kedalaman 1,5 meter akan dibersihkan secara bertahap. Selain Kali Morokrembangan, normalisasi dilakukan di Kali Tambak Osowilangun, Kali Lamong, Kali Karang Kiring, Kali Branjangan, Kali Greges Timur, Kali Manukan, dan Kalianak.
Direktur SDM PT Pelindo III Edi Priyanto berharap program penataan sungai bisa mendorong kesejahteraan nelayan. ’’Yang pasti, kami berharap program ini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat,’’ kata Edi di sela penyerahan program CSR di Terminal Teluk Lamong (TTL) kemarin (16/10).
Selain pendalaman alur kapal, Pelindo berkomitmen untuk mendorong pembangunan wisata Sontoh Laut. Itu dilakukan dengan membangun sejumlah infrastruktur. Salah satunya menara pandang dan dermaga.
Wisata Tambat Labuh Sontoh Laut digagas masyarakat Asemrowo tahun lalu. Banyak hal yang ditawarkan kepada pengunjung. Selain melihat matahari terbit dari laut, masyarakat penasaran dengan kehidupan para nelayan di pesisir Asemrowo. Sontoh Laut sudah masuk salah satu destinasi wisata yang dirancang Bappeko Kota Surabaya.
Ketua Pokdarwis Sontoh Laut Shodiq Mahfud menjelaskan, masyarakat di wilayahnya memang memerlukan dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan wisata. Bukan hanya pemerintah, melainkan juga perusahaan terkait dengan CSR.
’’Untuk meramaikan tempat wisata, kami perlu pendanaan. Tujuannya agar tidak monoton,’’ kata Mahfud. Dia menyatakan, ke depan juga ada sentra yang dibangun Pelindo yang mampu menampung sekitar 20 pedagang. ’’Gapura dan menara pandang selesai. Tinggal tempat jualan,’’ ujar Mahfud.