Tekan Gizi Buruk di Tengah Pandemi
SURABAYA, Jawa Pos – Program bina lingkungan berkelanjutan (PBLKB) yang dilakukan PT Angkasa Pura I Bandara Juanda tahun ini dibuat berbeda. Tak ada pelayanan kesehatan keliling. Namun, ada pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita yang rawan gizi buruk. Khususnya dari keluarga yang kurang mampu.
Program tersebut dibuat berbeda lantaran menyesuaikan kondisi pandemi Covid-19 yang sangat berdampak kepada masyarakat. Terutama mereka yang berada di garis kemiskinan. Tak terkecuali bagi ibu hamil dan balita.
”Imunitas harus terjaga. Salah satu upayanya adalah pemenuhan gizi,” kata PTS General Manager Bandara Juanda MMA Indah Preastuty.
Menurut dia, gizi ibu hamil dan balita harus terpenuhi karena akan berpengaruh pada perkembangan si kecil. Termasuk janin yang sedang dikandung. Jangan sampai kondisi ekonomi yang sulit ini berdampak pada perkembangan dan kesehatan mereka.
Karena itu, PT Angkasa Pura I Bandara Juanda menggandeng stakeholder terkait. Pendataan pun bisa dilakukan dengan baik dan tepat sasaran.
Indah menjelaskan, sasaran program tersebut adalah 16 wilayah di sekitar Bandara Juanda. Terdapat 45 ibu hamil dan 23 balita yang rawan gizi buruk.
Program itu bakal berjalan selama tiga bulan. Mulai awal Oktober sampai Desember. Mereka yang masuk kategori nanti diberi makanan tambahan pada minggu pertama dan ketiga. Di samping itu, konsultasi dan pendampingan oleh tim diberikan. Jadi, petugas gizi dan bidan akan melakukan pemantauan dan penyuluhan kepada warga penerima program. Misalnya, pengukuran berat dan tinggi badan agar perkembangan ibu hamil dan balita terpantau. Jadi, perawatan bisa segera diberikan lebih cepat.