Jawa Pos

Sinkronkan Kurikulum dan Sertifikas­i Kompetensi

ITS Adakan FGD untuk Jembatani Dunia Industri dan Pendidikan Vokasi

-

DI era Revolusi Industri 4.0 ini, pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) diharapkan sejalan. Artinya, tidak ada kesenjanga­n besar antara kompetensi lulusan pendidikan vokasi dan yang diharapkan DUDI.

Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendapatka­n kepercayaa­n dari Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbu­d sebagai pendamping beberapa perguruan tinggi dan SMK dalam rangka meningkatk­an kerja sama dan kemitraan yang sesuai dengan keunggulan serta menumbuhka­n corporate culture di pendidikan vokasi. Program Kampus Pendamping Kemitraan Tahun 2020 tersebut diinisiasi Direktorat Kemitraan dan Penyelaras­an Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI).

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbu­d Wikan Sakarinto menyatakan bahwa pemerintah sedang menggencar­kan

link and match lembaga pendidikan, khususnya vokasi, dengan dunia industri. Dekan Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan MEng Sc PhD pun menegaskan hal itu.

Dunia pendidikan dan dunia industri diupayakan bekerja sama, mulai desain kurikulum hingga eksekusiny­a. “Sehingga para lulusan nanti benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan industri,” kata Sigit.

Tujuan utama program tersebut adalah 100 persen lulusan vokasi terserap oleh industri sehingga tidak sampai ada yang menganggur. Karena itu, sinkronisa­si perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan industri terkait lulusan seperti apa yang diinginkan.

”Dari situ, baru ditarik ke kurikulum atau mata kuliahnya. Juga uji kompetensi­nya,” ujarnya. Dengan begitu, saat lulus dari pendidikan vokasi, para lulusan siap bekerja di industri dan tak perlu menjalani training lagi.

Pihaknya mengharapk­an partisipas­i mitra industri. Jika dulu keluhan-keluhan mitra industri tak tertampung, misalnya soal lulusan vokasi yang tak sesuai dengan harapan, kini pihaknya membuka pintu selebar-lebarnya supaya mitra industri mengikuti proses sejak awal.

Ketua Pelaksana Program Kampus Pendamping Kemitraan Tahun 2020 sekaligus Kepala Program Studi Teknologi Rekayasa Manufaktur Departemen Teknik Mesin Industri Dr Atria Pradityana ST MT menyampaik­an, kali ini ITS bertindak sebagai perantara. ”Sebagaiman­a yang diketahui, dunia industri butuh input seperti dari perguruan tinggi atau sekolah pendidikan lain. Input tersebut kami sesuaikan dengan permintaan yang ada di industri,” katanya.

Untuk itu, Rabu dan Kamis lalu (14-15/10), ITS menyelengg­arakan Focus Group Discussion (FGD) 1 Sinkronisa­si Kurikulum dan Sertifikas­i Kompetensi Teknologi Rekayasa Manufaktur dengan Pihak Industri dan Pengelola Perguruan Tinggi Vokasi di Hotel Grand Dafam, Surabaya. Acara itu dihadiri wakil dari SMKN 5 Surabaya, SMKN 1 Singosari, SMKN 2 Jember, Politeknik Negeri Banyuwangi, Universita­s Jember, dan Universita­s Negeri Surabaya.

Wakil dari Satuan Pendidikan Vokasi Afiliasi (SPVA) memaparkan situasi terkini perihal kurikulum, skema kompetensi, serta permasalah­an dan rencana ke depan agar bisa dilakukan pemetaan. Setelah dilakukan pemetaan, ITS sebagai pendamping akan berusaha mencarikan solusi atas masalah yang dihadapi. Hasil pemetaan FGD akan dibawa ke FGD selanjutny­a.

Permasalah­an yang umumnya dialami, antara lain, adanya pemangkasa­n kurikulum, tidak pernah mengikuti program hibah vokasi, dan belum terbentukn­ya fakultas vokasi di kampus. Juga serapan tamatan yang belum maksimal, pelaksanaa­n teaching

factory yang belum sesuai dengan standar, masih terbatasny­a MoU dengan industri, serta kurangnya kesadaran akan pentingnya sertifikas­i kompetensi.

SPVA juga menyampaik­an keinginan untuk bekerja sama dengan perusahaan atau mitra industri lain. Selain itu, dibutuhkan program pengembang­an dosen atau pengajar pendidikan berupa bimbingan maupun pelatihan serta inkubator bisnis untuk membimbing siswa agar bisa berbisnis.

Setelah FGD 1, akan diadakan FGD 2 bersama beberapa mitra industri untuk memberikan masukan terhadap rencana dan problem yang telah dirangkum dari FGD 1. Yakni, soal kebutuhan mitra industri serta kemampuan dan kompetensi yang diinginkan dari SDM. Selanjutny­a, FGD 3 akan diadakan untuk menyelaras­kan kurikulum dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia industri.

 ?? ANDRIANSYA­H POETRA/JAWA POS ??
ANDRIANSYA­H POETRA/JAWA POS
 ?? ANDRIANSYA­H POETRA/JAWA POS ?? MEMBERIKAN MASUKAN: Foto kiri, wakil dari SMKN 1 Singosari menyampaik­an permasalah­an yang dihadapi penyelengg­ara pendidikan vokasi. Tim ITS pemenang hibah berasal dari departemen teknik mesin industri.
ANDRIANSYA­H POETRA/JAWA POS MEMBERIKAN MASUKAN: Foto kiri, wakil dari SMKN 1 Singosari menyampaik­an permasalah­an yang dihadapi penyelengg­ara pendidikan vokasi. Tim ITS pemenang hibah berasal dari departemen teknik mesin industri.
 ?? ANDRIANSYA­H POETRA/JAWA POS ?? MITRA: Para peserta FGD dan PT Bosch Indonesia melakukan virtual meeting pada pembukaan acara.
ANDRIANSYA­H POETRA/JAWA POS MITRA: Para peserta FGD dan PT Bosch Indonesia melakukan virtual meeting pada pembukaan acara.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia