LPI Jadi Pendorong Kinerja BUMN
JAKARTA, Jawa Pos – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai bahwa kehadiran Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) akan memberikan dampak positif bagi Indonesia. Salah satu fungsinya adalah mengumpulkan dana pembangunan. LPI juga bukan sebagai sesuatu yang baru karena banyak negara di dunia sudah memiliki pola pembiayaan serupa.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa Indonesia justru relatif terlambat dalam membuat LPI. Meski demikian, dia meyakini kehadiran SWF bisa mendorong pembangunan. Mengingat, selama ini dana yang diambil untuk melakukan pembangunan berasal dari APBN atau BUMN. ”Kita butuh dana lebih besar lagi. Kita tahu juga BUMN yang ada punya aset yang besar, tetapi belum dimaksimalkan untuk cari uang,” ujarnya kemarin (28/12).
Menurut Arya, kehadiran SWF menjadi langkah pemerintah untuk mendapat dana investasi luar negeri. Di mana, terdapat dua cara. Pertama, investasi di LPT. Kedua, mengelola aset yantg dimiliki BUMN. ”Respons market bagus terlihat dari saham bagus BUMN. Kita butuh pengerjaan tol, bandara, dan pariwisata. Kalau bergantung ke APBN, kita masih bergaya tradisional. Makanya, dibuat SWF,” tambahnya.
Selain itu, pemerintah bisa mengarahkan dana investasi yang berasal dari Indonesia Investment Authority (INA) untuk menyasar pembangunan proyek-proyek di luar negeri. ”Setelah domestik, kita bisa saja main ke luar negeri. Kawan-kawan kita (perusahaan BUMN, Red) kan mulai membangun infrastruktur di luar negeri juga,” urainya.
Sebagai informasi, LPI resmi terbentuk seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2020 yang merupakan aturan turunan dari Undang-undang 11/2020 tentang Cipta Kerja.