Kasus Aktif Naik Dua Kali Lipat
Klaster Keluarga Tetap yang Tertinggi
SURABAYA, Jawa Pos - Laju pertambahan kasus positif Covid-19 di wilayah Jatim masih begitu tinggi. Selama beberapa hari terakhir, rata-rata pertambahan pasien baru lebih dari 500 orang.
Terakhir, kemarin tercatat ada tambahan 784 kasus baru. Jika diakumulasi, hingga saat ini 81.532 kasus ditemukan di Jatim. Selain itu, persentase kasus aktif (pasien yang dirawat) terus melonjak. Hingga ada 6.221 pasien alias 7,6 persen. Naik hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya.
Berdasar analisis Satgas Covid-19 Jatim, penyumbang tertinggi kasus positif masih tetap klaster keluarga. Melonjaknya pasien baru terpapar virus korona juga berimbas terhadap kecukupan fasilitas perawatan di Jatim. Sebab, meski pemprov sudah menambah jumlah rumah sakit rujukan, ada potensi jumlahnya tak cukup.
Hingga saat ini, pemprov sudah menetapkan 145 RS rujukan. Total bed yang tersedia mencapai 7.001 unit. Nyaris sama dengan jumlah kasus aktif.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril menyatakan bahwa situasi itu tak terlepas dari sikap sebagian masyarakat yang menganggap Covid-19 telah usai. Disiplin untuk menggunakan masker pun luntur. ”Pemahaman ini juga menjadi pemicu banyaknya pertambahan kasus yang cukup tinggi,’’ ungkap dia.
Satgas Covid-19 berharap masyarakat benar-benar mematuhi protokol kesehatan. Di bagian lain, beragam upaya dilakukan pemprov melalui satgas Covid-19 untuk menekan persebaran Covid-19. Terakhir, instansi tersebut bekerja sama dengan sebuah perusahaan untuk mengoperasikan satu laboratorium tracing dan testing Covid-19.
Kemarin laboratorium yang terletak di kawasan Juanda, Sidoarjo, itu ditinjau Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Laboratorium tersebut berbeda dengan biasanya. Bentuknya berupa peti kontainer bercat biru dengan ukuran 40 feet.
Di dalamnya terdapat beberapa ruangan. ”Ini bentuk sinergi dan kolaborasi untuk mewujudkan fasilitas layanan swab,’’ katanya.
Laboratorium tersebut merupakan gagasan mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan beberapa pengusaha nasional. Laboratorium tersebut memenuhi standard biosafety level (BSL) 2 plus dengan negative room sesuai standar WHO. ”Bisa jadi, hasil tesnya lebih cepat karena ada BSL 2 plus,’’ ungkap Khofifah.
Khofifah juga berharap laboratorium berkonsep kontainer di Sidoarjo itu bisa membantu tracing Covid-19 di Sidoarjo. Tracing sangat penting dalam mencegah persebaran virus tersebut. ”Tracing akan mengungkap kasus positif di bawah permukaan,’’ ujarnya.