Pasangan Pengantin pun Terjang Genangan
LUAPAN Kali Lamong kemarin (28/12) menjadi hari tak akan terlupakan bagi pasangan Dedy Kurniawan dan Desi Yuni Astutik. Betapa tidak, keduanya harus menerobos kepungan air bah di Jalan Raya Benjeng untuk bisa melangsungkan akad pernikahan.
Dedy adalah warga Simo Kalangan, Surabaya, sedangkan Desi dari Dusun Bareng, Desa Banter, Benjeng. Kemarin keduanya sudah dijadwalkan untuk melaksanakan akad nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Benjeng. Dedy dan Desi berangkat mengenakan gaun pengantin putih berkalung bunga.
Dedy berangkat dari Surabaya pukul 06.30 dan langsung menuju rumah Desi. Nah, dalam perjalanan menuju KUA Benjeng, ternyata air bah datang.
Tidak ingin prosesi pernikahannya terganggu atau terlambat, rombongan memilih untuk menerjang genangan.
Karena ketinggian air lumayan tinggi, Desi tampak kesulitan untuk menerjang banjir. Apalagi, dia mengenakan kain jarit. Sesekali perempuan 24 tahun tersebut berpegangan pundak Dedy agar tidak jatuh. Suasana itu pun diabadikan banyak warga yang sedang melihat.
Setelah sampai di KUA Benjeng, prosesi akad nikah pun tidak langsung dilaksanakan. Kebetulan, rombongan pengantin datang lebih dulu. Mereka menunggu naib atau penghulu. Kabarnya, motor naib juga tidak berani melintasi Jalan Raya Benjeng karena air sudah setinggi 60 sentimeter. Karena cukup lama menunggu, akhirnya naib memilih jalan kaki ke KUA.
Setelah pengantin dan naib sudah tiba di KUA, eh giliran saksi nikah yang belum datang. Saksi nikah juga kerepotan menerjang banjir. Arus air sangat deras dan cepat meninggi. Apalagi, usia saksi dikabarkan sudah tidak lagi muda. Beruntung, tidak lama akhirnya semua komplet. Ijab kabul pernikahan pun dapat berlangsung.
Kepala KUA Benjeng Zaini Rosyad mengatakan, dirinya sampai di kantor sekitar pukul 07.30. Saat sampai kantor, genangan air di Jalan Raya Benjeng sebetulnya belum seberapa tinggi. Namun, ketika prosesi akad nikah, luapan air pun masuk ke KUA. ’’Tapi, tidak tinggi,” ucapnya.