Jawa Pos

SMRC: Kepuasan Kondisi Ekonomi-Politik Turun

Publik Optimistis 2021 Lebih Baik

-

JAKARTA, Jawa Pos – Pandemi Covid-19 membuat penilaian masyarakat terhadap kinerja pemerintah pada 2020 mengalami penurunan. Meski demikian, publik masih cukup optimistis situasi pada 2021 akan jauh lebih baik.

Kesimpulan tersebut muncul dalam hasil survei nasional yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Dalam survei yang melibatkan 1.202 responden di 34 provinsi itu, sentimen negatif datang dari isu ekonomi. Sebanyak 78,8 persen masyarakat menilai kondisi ekonomi tahun ini jauh lebih buruk. ”Hanya sekitar 4 persen yang mengatakan lebih baik,” kata Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas kemarin (29/12).

Meski demikian, survei pada Desember itu memperliha­tkan pemerintah masih memiliki modal. Sebab, walau menilai buruk, publik masih punya optimisme. Sebanyak 52 persen responden yakin pemulihan ekonomi dapat berlangsun­g pada 2021.

Optimisme tersebut, lanjut

Abbas, konsisten dengan angka pertumbuha­n ekonomi yang mulai menunjukka­n perbaikan. ”Setahun ke depan warga menilai ekonomi nasional lebih baik,” jelasnya. Selain itu, mayoritas publik masih puas dengan kinerja pemerintah dan Presiden Joko Widodo dalam mengatasi pandemi.

Bagaimana evaluasi di sektor politik? Abbas menerangka­n, kepuasan publik tidak terlampau tinggi. Data SMRC mencatat, hanya 33,2 persen masyarakat yang menilai situasi politik nasional baik. Meski demikian, angka yang menilai buruk juga hanya 28,9 persen. Sementara sisanya memilih sedang.

Abbas mengatakan, secara tren, penilaian atas situasi politik membaik dibandingk­an Oktober lalu yang hanya 17 persen. Hal itu bersamaan dengan maraknya aksi demonstras­i menolak Undang-Undang Cipta Kerja. ”Guncangan cukup keras, tapi pemerintah bisa mengatasi sehingga menjelang akhir Oktober berlangsun­g lebih positif,” kata dia. Sentimen negatif lainnya datang dari isu korupsi. Mayoritas masyarakat menganggap perilaku korupsi makin banyak.

Berbagai situasi yang terjadi di masa pandemi membuat tingkat apatisme publik terhadap politik meningkat. Saat ini sekitar 31 persen masyarakat menyatakan tidak mendukung partai atau calon presiden mana pun.

Sementara itu, politikus Partai Demokrat Benny K. Harman menyatakan, tingginya angka publik yang menilai kondisi ekonomi memburuk harus menjadi catatan penting. Pemerintah beruntung masih memiliki modal kepercayaa­n dari masyarakat untuk dapat memperbaik­i situasi di tahun depan. Benny berharap kepercayaa­n tersebut tidak dibalas dengan kekecewaan.

”Kepercayaa­n menjadi modal penting,” tuturnya.

Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira mengatakan, fenomena memburukny­a situasi ekonomi tidak hanya terjadi di Indonesia. Tapi juga di berbagai negara lainnya. Namun, menurut dia, apa yang dilakukan pemerintah sudah on the track. Terbukti, mayoritas masyarakat masih percaya dengan pemerintah. ”Masyarakat masih percaya. Situasi keamanan juga masih terkendali.”

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia