Jawa Pos

Mutasi Covid-19 Inggris Makin Menyebar

Setelah Korsel, Muncul di India

-

NEW DELHI, Jawa Pos – Mutasi Covid-19 yang ditemukan di Inggris terus menyebar ke belahan dunia lainnya. Kali ini pemerintah India melaporkan enam pasien menderita varian virus tersebut. Hal itu membuat banyak negara semakin ragu untuk membuka akses kedatangan bagi Inggris.

Pemerintah India melaporkan bahwa enam penderita virus korona mutasi itu baru datang dari Inggris. Mereka termasuk dalam 114 orang yang tercatat menderita Covid-19 setelah tiba dari Britania Raya. ”Semua penderita sudah kami isolasi. Termasuk orang-orang yang sudah kontak dengan mereka,” tulis pemerintah India yang dikutip oleh BBC.

India merupakan salah satu negara yang bergerak cepat setelah mengetahui munculnya varian baru di Inggris. Mereka melarang kedatangan pesawat dari sang bekas penjajah itu hingga akhir tahun. Namun, jumlah penumpang dari Inggris yang datang hingga akhir November mencapai 33 ribu jiwa.

Saat ini jumlah kasus Covid-19 di India mencapai 10 juta, kedua tertinggi setelah AS. Mereka juga mencatat 150 ribu kematian akibat virus tersebut. Kasus harian yang dilaporkan Selasa (29/12) melebihi 16 ribu.

Otoritas kesehatan India dikabarkan segera memberikan izin untuk vaksin yang dikembangk­an AstraZenec­a-Oxford University. Mereka berencana membagikan vaksin untuk 300 juta orang pada awal Januari. Vaksin AstraZenec­a-Oxford University menjadi harapan bagi negara miskin dan berkembang karena faktor harga dan pendistrib­usian yang lebih mudah.

Sebelumnya, Korea Selatan (Korsel) juga melaporkan tiga kasus varian Covid-19 asal Inggris. Tiga pasien itu merupakan keluarga yang tinggal di London dan tiba di Korsel 22 Desember lalu. Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) mengumumka­n, mereka melarang penerbanga­n dari Inggris hingga 7 Januari 2021.

”Kami juga mewajibkan pengunjung dari Inggris atau Afrika Selatan untuk menyerahka­n bukti negatif Covid-19 sebelum berangkat menuju Korsel,”’ ujar Kepala KDCA Jung Eun-kyeong kepada Agence France-Presse.

Korsel memutuskan lebih ketat dalam mengawasi persebaran virus korona setelah terserang gelombang ketiga. Kasus di Seoul dan sekitarnya bertambah seribu tiap hari meski standar social distancing ditingkatk­an ke level tertinggi.

Negara lain merasakan frustrasi yang serupa. Misalnya, Australia. Mereka bingung menangani lonjakan wabah di kota bisnis dan wisata Sydney. Yang lebih parah, mereka baru mengetahui adanya sekelompok turis yang malah berpesta di tengah suasana mencekam tersebut.

Pada Natal (25/12), para turis backpacker ketahuan asyik berpesta di Pantai Bronte. Mereka tak mengindahk­an social distancing dan tak menggunaka­n masker. Video mereka berdansa, bernyanyi, dan minum alkohol menjadi viral di Australia. ”Pemandanga­n ini mengerikan. Mereka seperti tak peduli pada warga Sydney,” ungkap Menteri Kesehatan Negara Bagian New South Wales Brad Hazzard.

Masyarakat Sydney geram karena mereka harus menuruti imbauan pemerintah untuk tetap di rumah selama libur Natal dan tahun baru. Mereka harus rela tak berkumpul bersama keluarga besar. Namun, turis yang diduga sebagian besar berasal dari Inggris itu malah bebas berpesta.

”Saya mendengar banyak aksen Inggris,” ujar Peter Hanna, jurnalis lokal yang menyaksika­n kejadian tersebut.

Pada akhirnya, polisi membubarka­n massa tanpa hukuman apa pun. Keputusan tersebut diambil karena mereka merasa tak punya sumber daya untuk memproses semua peserta pesta. Namun, warganet mengatakan, tindakan aparat terlalu lembek.

 ?? SAM PANTHAKY/AFP ?? LEPAS RINDU: Seorang penumpang (tengah) yang tiba dari Inggris menerima pelukan dari kerabatnya setelah lolos menjalani tes Covid-19 di Bandara Internasio­nal Sardar Vallabhbha­i Patel di Ahmedabad (22/12).
SAM PANTHAKY/AFP LEPAS RINDU: Seorang penumpang (tengah) yang tiba dari Inggris menerima pelukan dari kerabatnya setelah lolos menjalani tes Covid-19 di Bandara Internasio­nal Sardar Vallabhbha­i Patel di Ahmedabad (22/12).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia