Jawa Pos

Menahan Diri Tak Berlibur demi Kesehatan

-

PERSEBARAN Covid-19 belum menunjukka­n tanda-tanda penurunan. Bahkan, jumlah pasiennya terus bertambah. Di pengujung tahun ini, pertambaha­n itu diduga terjadi akibat momen libur panjang. Masyarakat tetap berlibur, melakukan perjalanan antardaera­h, bahkan ada yang sengaja mendatangi tempattemp­at kerumunan.

Contohnya pekan lalu, menjelang perayaan Natal 25 Desember. Sehari sebelum libur nasional itu, bus-bus pariwisata sudah tampak berlalu-lalang di jalan tol. Menuju kawasan-kawasan yang menjadi destinasi wisata. Kota-kota wisata kebanjiran mobilmobil dari luar kota. Kalau sudah begitu, sangat sulit mencegah terjadinya kerumunan.

Potensi penularan virus antardaera­h pun terbuka lebar. Memang sudah ada antisipasi berupa kewajiban melakukan rapid test antibodi ataupun rapid test antigen bagi warga yang hendak melakukan perjalanan atau masuk daerah tertentu. Namun, mencegah penularan Covid-19 tidak semudah itu. Ketika mereka berinterak­si di tempat wisata, bisa jadi ada penduduk lokal yang sudah terpapar. Setelah itu, wisatawan pulang dan menularkan kepada warga di daerah asalnya.

Apalagi, pemandanga­n masyarakat yang masih mengabaika­n protokol kesehatan (prokes) juga mudah ditemukan. Mereka seolah menganggap remeh anjuran 3M. Sengaja tidak memakai masker, meninggalk­an kebiasaan baru cuci tangan di air yang mengalir, serta tak lagi disiplin menjaga jarak.

Pekan ini, ancaman itu kembali datang dengan adanya libur panjang pergantian tahun. Semestinya, masyarakat menyadari bahwa persebaran Covid-19 masih sangat tinggi. Terbukti, beberapa daerah menambah rumah sakit rujukan dan membikin rumah sakit lapangan.

Sebagian pemerintah daerah juga menerapkan kebijakan ketat. Pendatang wajib mengantong­i surat keterangan bebas Covid-19 atau menjalani tes. Banyak tempat wisata yang ditutup. Mari kita pahami bersama bahwa semua itu untuk mencegah agar masyarakat tak berkerumun dan terhindar dari penularan Covid-19.

Jangan sampai niatnya berwisata, namun pulangnya justru ke rumah sakit. Kita maknai saja semua pengetatan itu sebagai larangan. Untuk sementara, berdiam di rumah selama liburan. Kita datangi tempat wisata kalau semua sudah normal. (*)

 ??  ??
 ?? ILUSTRASI: BAGUS/JAWA POS ??
ILUSTRASI: BAGUS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia