Batan Teliti Intrusi Air Laut Surabaya
SURABAYA, Jawa Pos – Intrusi air laut menjadi ancaman sendiri bagi Surabaya. Berbagai langkah dilakukan pemkot untuk melihat seberapa jauh merembesnya kandungan air laut hingga ke area daratan. Intrusi air laut bisa menjadi masalah baru jika dibiarkan karena memengaruhi infrastruktur kota.
Berdasar hasil penelitian terakhir yang dilakukan, intrusi air laut telah menjalar hingga 10 kilometer dari garis pantai. Saat ini intrusi air laut diprediksi lebih jauh lagi. Untuk mengetahui kepastiannya, penelitian dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya. Penelitian itu berlangsung sejak Oktober. DLH telah mengambil sampel di seluruh Surabaya. Hasilnya diteliti untuk melihat intrusi laut sudah lebih jauh lagi atau tidak serta faktor penyebabnya. ”Saat ini prosesnya berjalan. Kami juga sudah mengambil sampel,” ujar Kasi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup DLH Kota Surabaya Ulfiani Ekasari.
Dia mengungkapkan, penelitian itu tinggal menunggu hasil keluar. Pengujian dilakukan dengan metode hidroisotop. ”Masih diteliti di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan),” jelasnya.
Ulfi menyatakan, penelitian sebelumnya dilakukan berdasar analisis fisika. Jadi, hasilnya dinilai masih kurang akurat. Metode hidroisotop lebih kompleks. ”Nanti hasil riset bisa digunakan untuk perencanaan pembangunan ke depan,” tuturnya.
Intrusi air laut ini berbahaya bagi kondisi lingkungan perkotaan lantaran bisa memengaruhi kualitas bangunan. Korosi dapat terjadi pada fondasi bangunan perkotaan. Di sisi lain, cadangan air tawar juga terancam. Sebab, air akan menjadi asin. ”Padahal, saat ini kita perlu mengupayakan konservasi pada air tawar tersebut,” ungkapnya.
Misalnya, yang diungkapkan salah seorang warga di Gunung Anyar, Nur Wahid. Dia menyebut air di tempat tinggalnya payau sehingga hanya bisa dipakai untuk menyiram tanaman.