Kasus Meningkat, Tunda Sekolah Tatap Muka
Varian Baru Covid-19 Rentan pada Anak
SIDOARJO, Jawa Pos – Peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 terjadi tiap hari. Hingga kemarin (29/12) grafik belum menunjukkan penurunan. Demi menekan penularan lebih besar, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo telah mengusulkan sekolah tatap muka untuk ditunda.
Belajar tatap muka tidak diberlakukan mulai tahun ajaran baru Januari mendatang. ”Penundaan bisa satu atau tiga bulan sambil melihat perkembangan,” kata Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman.
Itu, jelas dia, tidak hanya bertujuan menekan angka persebaran Covid, tetapi juga demi keselamatan anak-anak. Terlebih virus korona varian baru saat ini dinyatakan mudah menular.
Tingkat penularannya bisa mencapai 70 persen. Virus tersebut juga rentan menular pada anak-anak. Karena itu, diperlukan langkah pencegahan yang tepat agar tidak ada anak yang terpapar. Risiko penularan yang tinggi sejalan dengan banyaknya anak yang kemungkinan terkena.
Bukan hanya anak, risiko penularan juga bisa dialami para guru. Mereka yang kontak erat dengan anak di sekolah. Juga orang tua dan warga di lingkungan mereka.
Terlebih jika protokol kesehatan (prokes) tidak diterapkan secara ketat. Mulai prasekolah, di sekolah, hingga pascasekolah. Syaf menyatakan, jika ada anak yang terpapar, tingkat kesulitan dalam penanganan juga relatif besar.
Rasa khawatir juga bakal menghinggapi orang tua. Terlebih bagi anak yang menjalani isolasi terpisah dari mereka. ”Belum lagi jika anak butuh perawatan. Pasti semua bakal kerepotan,” lanjut Syaf.
Khususnya bagi mereka yang memiliki gejala berat. Tidak hanya membutuhkan penanganan khusus, tetapi juga diperlukan sarana khusus. Dengan ukuran yang disesuaikan tubuh mereka seperti alat bantu pernapasan yang belum tentu semua rumah sakit rujukan memilikinya.
Menurut Syaf, sejak lama pihak dinkes mengusulkan ke dinas terkait. Yakni, dinas pendidikan dan kebudayaan. Namun, mereka tidak dapat serta-merta untuk memutuskan. Pihaknya menunggu kebijakan dari pemerintah terkait dengan sekolah tatap muka tetap berjalan atau ditunda. Demi anak dan lingkungan mereka.
”Juga demi pihak sekolah, guru, dan keluarga anak-anak,” ucap Syaf.