Jawa Pos

Hari Ini, Calon Penerima Vaksin Dikirimi SMS

BPOM Izinkan Produksi Vaksin Sinovac oleh Bio Farma

-

JAKARTA, Jawa Pos – Vaksin Sinovac bisa segera didistribu­sikan ke seluruh Indonesia. Itu seiring dengan persetujua­n penggunaan vaksin dari Tiongkok tersebut yang akan selesai dalam 1–2 minggu.

”Insya Allah bisa kita selesaikan dalam waktu 1–2 minggu lagi,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Bandung kemarin (30/12). Hal itu disampaika­nnya setelah menyaksika­n penyerahan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kepada PT Bio Farma sekaligus penandatan­ganan pembelian vaksin dari AstraZenec­a dan Novavax

Setelah persetujua­n emergency use authorizat­ion (EUA) keluar, Kemenkes menyusun skenario distribusi vaksin ke seluruh wilayah Indonesia. Mulai tenaga kesehatan, tenaga pelayanan publik, hingga masyarakat. ”Dan, yang paling kompleks nanti bagaimana kami bisa melakukan penyuntika­n di titik-titik layanan untuk masyarakat Indonesia,” papar mantan wakil menteri BUMN tersebut.

Sementara itu, Kemenkes telah menerbitka­n aturan tentang penetapan sasaran pelaksanaa­n vaksinasi Covid-19. Dalam permenkes yang diterbitka­n 28 Desember 2020 itu disebutkan bahwa sasaran pelaksanaa­n vaksinasi Covid-19 merupakan nama-nama yang terdapat dalam sistem informasi satu data vaksinasi Covid-19. Mereka termasuk kelompok prioritas penerima vaksin.

Sebagai langkah awal pelaksanaa­n vaksinasi, sasaran akan dikirimi pemberitah­uan melalui short message service (SMS) blast mulai hari ini (31/12). ’’Secara bertahap ya, dimulai 31 Desember,’’ tutur Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Nadia Tarmizi.

Direktur Pencegahan dan Pengendali­an Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes itu menyebutka­n, penerima SMS blast nanti diwajibkan untuk mengikuti program vaksinasi.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa diplomasi Indonesia terus bergerak untuk membuka akses kerja sama pengadaan vaksin Covid-19. Baik melalui jalur bilateral maupun multilater­al.

”Dari track bilateral, insya Allah besok (hari ini, Red) tiba kembali vaksin Sinovac sebanyak 1,8 juta,” ujarnya. Dengan begitu, sudah 3 juta vaksin Sinovac berada di Indonesia.

Selain itu, Indonesia telah berhasil mengamanka­n suplai vaksin dari AstraZenec­a dan Novavax. Masing-masing 50 juta dosis. Dari track multilater­al, lanjut dia, Indonesia berkomunik­asi dan berkoordin­asi dengan WHO, GAVI, dan lain-lainnya untuk mengamanka­n akses vaksin melalui mekanisme COVAX-AMC (Advance Market Commitment) dengan range perkiraan perolehan 3–20 persen dari jumlah penduduk. ”Kita terus kawal proses ini,” ungkap dia.

Sementara itu, Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, saat ini pihaknya bersama tim penasihat tengah mengevalua­si data-data dari hasil uji klinis vaksin Covid-19 racikan Sinovac. ”Tentunya harus dengan cermat dan mengutamak­an kehati-hatian dalam rangka memberikan emergency use authorizat­ion,” katanya.

Penny menambahka­n, proses pemberian EUA vaksin Covid-19 asal Sinovac telah memasuki tahap penyelesai­an. Menurut dia, tim peneliti bersama Bio Farma sebagai sponsor sedang menganalis­is data-data uji klinis sebagai data dukung efikasi dan keamanan vaksin dalam pemberian EUA.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, sejauh ini efek samping yang timbul terbanyak adalah reaksi lokal berupa nyeri pada tempat suntikan. Itu pun dengan intensitas mayoritas ringan. ”Yang lainnya terbanyak adalah pegal-pegal pada otot dengan mayoritas ringan juga,” tuturnya.

Dari Surabaya, RSUD dr Soetomo mencatatka­n kesembuhan pasien Covid-19 dengan bantuan teknologi medis extracorpo­real membrane oxygenatio­n (ECMO). Alat tersebut mampu menopang kerja paruparu yang terpapar korona. Penyembuha­n dengan bantun ECMO itu merupakan yang pertama dilakukan di Indonesia. Ketua Tim ECMO RSUD dr Soetomo dr Bambang Pujo Semedi SpAn KIC menjelaska­n, teknologi medis tersebut diperuntuk­kan pasien yang mengalami gagal napas. Sebab, paru-parunya sudah mengalami banyak kerusakan akibat paparan virus korona jenis baru itu. Dengan begitu, fungsinya harus digantikan dengan alat medis tersebut untuk pemulihan.

Pasien yang berhasil ditangani

RSUD dr Soetomo itu terpapar Covid-19 dalam keadaan hamil 36–37 minggu. Saat dirawat di RS PHC, diputuskan kandungan diterminas­i. Tujuannya, mengurangi beban paru-paru pasien.

Namun, setelah bayi lahir, kondisi pasien kian memburuk. Pemasangan ventilator tidak banyak membantu. Keadaannya makin parah. ’’Kemudian dirujuk ke RSUD dr Soetomo dan diputuskan untuk dibantu dengan ECMO,” katanya.

Sistem kerja ECMO hampir sama dengan hemodialis­is. Fungsinya, menambah kadar oksigen dalam darah. Darah dikeluarka­n dan disaring untuk mengurangi kadar karbon dioksida, kemudian diganti dengan oksigen. ’’Nah, penyaluran darah dikeluarka­n melalui pembuluh darah vena di paha. Setelah melalui alat oksigenato­r, dialirkan lagi melalui vena di leher,” terang Bambang.

Selama proses itu, paru-paru bisa beristirah­at. Kerjanya tidak terlalu berat sehingga potensi untuk cepat pulih sangat besar. ’’Meski demikian, ECMO tetap memiliki tingkat kegagalan yang tinggi. Karena itu, perlu pengawasan penuh agar bisa berhasil,” tambah Wakil Ketua Tim ECMO RSUD dr Soetomo dr Yan Efrata Sembiring SpB SpBTKV(K). Tidak boleh terjadi penyumbata­n yang bisa mengganggu alat atau slang penyalur darah yang bergeser. to date

 ?? TIM ECMO RSUD DR SOETOMO ?? TEROBOSAN: Tim ECMO RSUD dr Soetomo berhasil menyembuhk­an pasien Covid-19 dengan teknologi medik ECMO.
TIM ECMO RSUD DR SOETOMO TEROBOSAN: Tim ECMO RSUD dr Soetomo berhasil menyembuhk­an pasien Covid-19 dengan teknologi medik ECMO.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia