Pengiriman Internasional Dibayangi Kelangkaan Peti Kemas
JAKARTA, Jawa Pos – Lambatnya perputaran roda ekonomi, baik di level domestik maupun global, ikut menyeret turun traffic pengiriman peti kemas yang lekat dengan aktivitas ekspor impor. Pengusaha berharap semua negara, termasuk Indonesia, bisa mendapat momentum pemulihan sehingga tahun depan tren negatif tersebut tidak berlanjut.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mencatat, ada sejumlah persoalan dalam industri logistik tanah air pada 2020. Pertama, hampir seluruh negara di dunia terdampak pandemi Covid-19. Gejolak yang bersumber dari sektor kesehatan merembet melumpuhkan perekonomian karena menekan kinerja sisi demand and supply. Padahal, biasanya, lanjut Yukki, selama 10 tahun terakhir gejolak ekonomi dunia umumnya bersumber dari sektor keuangan, energi, dan perdagangan. ”Kondisi itu mengkhawatirkan karena perekonomian dunia belum berpengalaman menangani Covid-19,” ujarnya kemarin (30/12).
Meski begitu, tidak semua sektor mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. Sektor yang justru mengalami pertumbuhan adalah sektor teknologi informasi (TI), komunikasi, kesehatan, dan pertanian. ”Imbas pandemi Covid-19 juga telah memengaruhi perilaku industri logistik. Backward and forward linkage sektor logistik kepada industri sangat kuat. Artinya, jika ada penurunan atau kenaikan aktivitas industri, aktivitas logistik akan mengalami penurunan atau kenaikan yang lebih besar,” paparnya.
Catatan kedua, tambah Yukki, pelaku usaha logistik dikejutkan dengan persoalan international shipment yang dipicu kelangkaan peti kemas atau kontainer. Itulah yang dialami sejumlah negara di Asia, termasuk Indonesia. Penyebabnya, perdagangan global, termasuk aktivitas ekspor Amerika Serikat, menurun. Akibatnya, industri shipping global merasionalisasi biaya dengan melakukan pending shipment.