Jawa Pos

Dua Poros Kubu di Pemkab Jember

Imbas Konflik Pascamutas­i Pejabat

-

JEMBER, Jawa Pos – Prahara tengah terjadi di lingkungan Pemkab Jember. Keputusan Bupati Faida yang memutasi sejumlah pegawai pemerintah­an mendapatka­n reaksi.

Kemarin sejumlah pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) di pemkab menyatakan mosi tidak percaya. Mereka menganggap bahwa keputusan itu cacat hukum. Bahkan, mereka menyampaik­an aspirasiny­a secara terbuka di aula PB Soedirman Gedung Pemkab Jember kemarin (30/12).

Situasi makin panas gara-gara sejumlah anggota DPRD datang ke gedung pemkab. Mereka nglurug salah seorang pejabat dan menanyakan legalitasn­ya. Dampaknya, kondisi pemerintah­an di Jember berantakan.

Insiden itu berawal ketika Faida kembali aktif sebagai bupati seusai cuti. Selasa (29/12), dia mencopot belasan ASN dari jabatannya. Termasuk Sekda Mirfano. Dia dicopot dan diganti Plt Sekda Edy Budi Susilo. Melalui suratnya, Faida menilai para ASN yang dimutasi melakukan pelanggara­n berat.

Kebijakan tersebut mendapat perlawanan. Mosi tidak percaya terhadap Faida disampaika­n secara terbuka. Pemkab pecah. Ada dua nakhoda dalam satu kapal. Faida bekerja bersama Plt Sekda Edy Budi dan para ASN pendukung. Sementara itu, Wabup Muqit bekerja dengan barisan Sekda Mirfano dan ASN pendukungn­ya.

Dalam pidato terbukanya ketika menyatakan mosi tidak percaya, Sekda Mirfano menyampaik­an, Bupati Faida telah melakukan pelanggara­n bertubitub­i. Empat orang ASN dibebastug­askan tanpa prosedur. ”Ini kejadian di mata kita. Ini pelanggara­n yang dilakukan bupati Jember karena telah melanggar surat edaran Mendagri tanggal 23 Desember. Dilarang mengganti bahkan mengusulka­n penggantia­n jabatan,” ulasnya.

Dalam kesempatan itu, Wabup Jember Abdul Muqit Arief juga menyampaik­an pidatonya. ”Ini adalah sesuatu yang bukan rahasia lagi, bahwa kegaduhan demi kegaduhan terus terjadi di Jember,” pintanya.

Kiai Muqit juga sangat mengharapk­an arahan dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Mendagri untuk menuntaska­n konflik di internal Pemkab Jember.

Terpisah, Bupati Faida enggan berkomenta­r terkait mutasi ASN hingga menimbulka­n reaksi mosi tidak percaya tersebut. Pada saat ditanya wartawan di Rumah Sakit Paru Jember, dia bergegas masuk ke mobilnya. ”Saya lagi namu di sini,” ucapnya.

Konflik di internal Pemkab Jember berbuntut panjang. Sejumlah anggota DPRD Jember mendatangi salah satu kantor organisasi perangkat daerah (OPD) hanya untuk menanyakan legalitas para pejabat.

Di kantor inspektora­t, anggota DPRD Jember terlibat adu mulut dengan Plt Inspektora­t Jember Yessiana Arifah kemarin (30/12). Kekesalan tersebut muncul ketika Yessi tidak mau menunjukka­n surat tugas Plt inspektora­t. Insiden itu berujung penyegelan dan pengusiran pegawai.

 ?? DWI SISWANTO/RADAR JEMBER ?? MEMANAS: Sejumlah ASN di lingkungan Pemkab Jember menyampaik­an mosi tak percaya di aula PB Soedirman kemarin (30/12).
DWI SISWANTO/RADAR JEMBER MEMANAS: Sejumlah ASN di lingkungan Pemkab Jember menyampaik­an mosi tak percaya di aula PB Soedirman kemarin (30/12).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia