Respons Cepat Pemerintah, Libatkan Multisektoral
TAHUN 2020 merupakan tahun penuh tantangan, khususnya di sektor kesehatan. Ketika kasus positif Covid19 pertama masuk ke Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan secara responsif melakukan berbagai upaya pencegahan.
’’Pemerintah langsung melakukan pemeriksaan, pengaktifan laboratorium, isolasi, dan sosialisasi ke masyarakat,” kata Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional Brigjen TNI (pur) dr Alexander K. Ginting SpP(K) F.C.C.P.
Fokus pemerintah dalam penanggulangan Covid-19 tidak hanya dengan menggunakan obat dan pelayanan rumah sakit, tapi bagaimana memutuskan penularan. Di antaranya, melakukan tracing, testing, dan treatment.
’’Tapi, kata kunci memutus penularan adalah perubahan perilaku. Ini penting karena kalau di hulu tidak tertangani dengan baik, rumah sakit akan penuh. Jadi, masyarakat harus bertanggung jawab untuk melakukan perubahan perilaku,” ujar dr Alexander.
Pada saat ini, ada kesiapan dari dinas kesehatan di 34 provinsi dalam penanggulangan Covid-19. Termasuk kesiapan rumah sakit. Pemerintah sudah membentuk satgas Covid-19 dari pusat hingga daerah. Tapi, pemerintah tidak bisa sendiri, harus melibatkan masyarakat dan multisektoral.
Koordinator RS Darurat Covid-19 Mayjen TNI Dr dr Tugas Ratmono menyatakan bahwa saat ini grafik keterpakaian tempat tidur di Wisma Atlet meningkat. Total pasien bergejala yang dirawat 3.300 pasien dengan flat isolasi 3.855 pasien. Jumlah itu relatif menurun. ’’Ini harus terus diantisipasi, apalagi menghadapi liburan,’’ katanya dalam diskusi virtual BNPB kemarin (30/12).
Selain itu, tenaga kesehatan di berbagai rumah sakit dalam sehari akan dibagi lima tim sehingga kelelahan bisa dihindari. Tenaga kesehatan bakal bekerja selama delapan jam, lalu bisa beristirahat selama 31 jam sambil menunggu kembali giliran bertugas.
’’Tenaga kesehatan dipastikan siap dalam menangani pasien untuk seluruh kategori. Skill menjadi perhatian kami. Sebab, kami menyadari bahwa tenaga kesehatan harus punya skill baik agar perawatan maksimal,’’ ungkap dr Tugas.
Menurut dia, hal itu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan memastikan adanya relaksasi tenaga kesehatan. Pihaknya menyadari bahwa tenaga kesehatan juga perlu diberi penanganan khusus. Untuk itu, ke depan, berbagai aktivitas bagi tenaga kesehatan diperbanyak. Mulai konsultasi, pendampingan, hiburan, diklat, hingga olahraga ringan.
Sementara itu, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes dr Rita Rogayah memaparkan bahwa saat ini pihaknya tetap menambah kapasitas ruang isolasi. Sebagai informasi, kini sudah ada 940 RS rujukan.
Dia menambahkan, pihaknya juga akan memperkuat kerja sama lintas sektoral. Bersama dinas kesehatan, satgas Covid, dan pemerintah daerah, Kemenkes bakal membangun sinergi untuk menyiapkan tempat isolasi yang lebih banyak. ’’Tak bisa hanya satu pihak yang bekerja, semua akan digandeng. Tempat isolasi nanti bisa di lapangan, wisma, hotel, hingga area tertentu,’’ ujarnya.