Punya Tiga Keunggulan yang Disiapkan sejak 11 Tahun Silam
Begitu nama Sambiarum disebut sebagai pemenang dalam Surabaya Smart City 2020 pada Selasa (29/12), Wahyu Octorianto selaku perwakilan tim RW 6 meneteskan air mata. Rasa bangga seketika berkobar di hatinya. Dia lantas bersujud meluapkan syukurnya.
TAHUN ini mengukuhkan sejarah baru bagi Surabaya Barat. Untuk kali pertama, RW 6 Sambiarum, Kelurahan Sambikerep, Kecamatan Sambikerep, melenggang di panggung kompetisi Surabaya Smart City (SSC) sebagai pemenang
Tidak ada jalan yang instan. Begitulah yang diungkapkan Wahyu Octorianto. Dia menyebutkan, peluh dan keringat terurai saat menyiapkan segala kebutuhan SSC. Butuh perjalanan panjang. Bahkan sejak sebelas tahun lalu.
RW 6 Sambiarum membuka jalan pertama kompetisi dalam ajang Merdeka dari Sampah (MDS) pada 2009. Ternyata, takdir sebagai juara belum bisa didekap erat warga. ”Hanya masuk 500 besar ya,” kenang pria yang akrab disapa Oki itu.
Tahun berlalu. Sambiarum kembali berlaga pada 2012. RW 6 Sambiarum masuk sebagai kampung dengan pengolahan sampah terbaik. Spirit berkompetisi makin berapi-api.
Tahun berikutnya, kampungnya dinobatkan sebagai kampung terinovatif. Kemudian pada 2014 dalam perhelatan Green and Clean tahap berkembang, RW 6 Sambiarum mengantongi kategori kampung dengan inovasi terbaik. ”Dan lima tahun lalu, kami masuk di Green and Clean tahap maju mendapatkan kategori kampung dengan pengelolaan IPAL (instalasi pengolahan air limbah),” terang Oki.
Sambiarum rehat sejenak dari hiruk pikuk panggung kompetisi lingkungan pada 2016−2018. Tahun lalu Oki mengatakan, kampungnya diminta oleh RW untuk kembali berkompetisi. Saat itu, nama Green and Clean berganti menjadi SSC. ”Kami tidak mengerjakan SSC tahun lalu karena kami merasa tidak connecting dengan salah satu pihak. Ikatan emosionalnya tak ada,” ungkap pria kelahiran Pasuruan pada 1976 itu.
Lantas, apa yang diunggulkan RW 6 Sambiarum? Pertanyaan tersebut diakui oleh beberapa warga RW 6, bak RT 5 mupun RT 8, mendarat ke mereka. Masuk lewat pesan instan gawai. Saat koran ini berkunjung pun, tampak tak ada yang spesial dari kejauhan.
Nah, ternyata ada keunggulan besar yang terselubung. Keunggulan pertama, adanya bank sampah. Tidak sekadar bank sampah biasa. Hasil bank sampah dari setiap warga bisa digunakan untuk membayar listrik. Ada layanan payment point online bank (PPOB) yang dipegang oleh Oki dan istri, Yulies Nirmala. ”Warga yang mau bayar listrik bisa diambilkan dari tabungan sampah,” terang Yulies. Bank sampah sudah biasa? Tenang. Keunggulan kedua yang dimiliki RW 6 Sambiarum adalah instalasi pengolahan air limbah (IPAL). IPAL dibuat pada 2014 di RT 5. Perlengkapan IPAL didapatkan dari dana CSR salah satu perusahaan BUMN. Yulies mengatakan, air IPAL diambil dari drainase dekat permukiman RT 5. Ada tiga proses yang dilalui dalam IPAL. ”Disaring tiga kali sampai akhirnya air bisa digunakan oleh warga,” ujarnya.
Air IPAL tidak dikonsumsi sebagai air minum atau untuk memasak. Air IPAL digunakan warga untuk menyiram tanaman hingga mengaliri kolam ikan. IPAL hanya ada di RT 5. Untuk RT 8, belum tersedia IPAL.
Masih ada lagi. Yulies mengungkapkan, seluruh rumah wajib mengupayakan nol sampah. Terutama sampah kering. Sementara itu, sampah basah bisa digunakan untuk bahan kompos. Setiap rumah dipasangi flyer untuk mengontrol sampah. ”Kami pasang stiker bagi rumah yang bebas sampah dan bebas asap rokok. Di depan rumah, ada tempat untuk mematikan putung rokok juga,” imbuh perempuan 43 tahun itu.
Poin lain yang juga dilirik juri SSC terkait dengan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). RT 5 dan RT 8 sebagai perwakilan RW 6 Sambiarum dalam SSC memiliki produk UMKM yang tak jauh berbeda. Misalnya, produk olahan abon. Kedua RT menyediakan produk olahan abon berbahan lele. ”Lele diambil dari hasil budi daya warga,” tutur Yulies.
Terpisah, Lurah Sambikerep Hanang mengatakan, kemenangan RW 6 Sambiarum menjadi kado manis yang diterimanya. Kursi lurah baru didudukinya Mei lalu. ”Saya senang sekaligus bangga dengan warga,” katanya.
Dia menyebutkan, sebelumnya dirinya berkeliling ke beberapa RW. Untuk mencari RT mana yang memiliki potensi besar diikutkan SSC. ”Akhirnya, saya komunikasi ke ketua RW 6. Ayo maju SSC,” tambahnya.
Tak dimungkiri oleh Hanang, warga di wilayahnya hitung-hitungan materi. Dia menyatakan, tidak sedikit warga yang merasa berat dengan pengeluaran yang lebih besar daripada hadiah yang didapat. ”Saya pesan, jangan lihat hadiahnya. Ayo bikin kampung menjadi lebih baik. RT 5 dan RT 8 punya potensi yang berbedabeda,” ungkapnya.