Laporan Bansos Mendominasi
SURABAYA, Jawa Pos – Persoalan bantuan sosial (bansos) selama pandemi Covid-19 paling banyak diterima Ombudsman Republik Indonesia (ORI) kantor perwakilan Jawa Timur sepanjang 2020. Di antara 81 laporan, sebagian besar terkait dengan bansos di Surabaya.
Kepala Perwakilan ORI Jatim Agus Widyarta mengatakan, menurut asal daerah yang paling banyak mengirim laporan, Surabaya menempati peringkat tertinggi. Jumlahnya mencapai 138 laporan. Sidoarjo 35 laporan dan Gresik 22 laporan. ”Karena kantor kita di Surabaya juga. Jadi, (laporan, Red) paling banyak memang dari Surabaya,” ungkapnya.
Selama 2020 ini, Agus mengakui laporan didominasi warga terdampak pandemi Covid-19 yang belum menerima bansos. Meski paling banyak dari warga Surabaya, sasaran pengaduannya bukan pemerintah kota saja. Sebab, sumber bantuan juga berasal dari presiden, Kementerian Sosial (Kemensos), dan Pemprov Jatim.
Di Surabaya, penmberian bansos memang masih menjadi persoalan. Ada warga yang kurang mampu, tetapi belum mendapat bantuan sama sekali. Justru warga yang secara ekonomi sejatinya mampu mendapat bantuan. ”Hal-hal yang seperti itu banyak ditemui,” kata Agus.
Berdasar kelompok instansi, pengaduan yang masuk ke ORI Jatim selama 2020 untuk pelayanan publik dari pemerintah berjumlah 114 laporan. Pengaduan untuk pelayanan kepolisian sebanyak 56 laporan dan Badan Pertanahan Nasional 41 laporan. Itu merupakan laporan yang masuk dari 38 kota/ kabupaten di Jawa Timur.
Agus menjelaskan, semua laporan yang masuk sudah diproses dan dianalisis. Hasil kajian dikirim ke instansi terkait dalam bentuk saran dan masukan. Tujuannya, kualitas pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat bisa ditingkatkan lagi.
”Kami berharap penyelenggara pelayanan publik di Jatim, baik itu pemerintah daerah, BUMD, maupun BUMN, terus meningkatkan kualitas pelayanan publiknya dan mengelola pengaduan secara baik sehingga masyarakat bisa puas terhadap layanan yang didapat,” jelasnya.