Jawa Pos

Evaluasi Simulasi PTM sampai 4 Januari

-

SURABAYA, Jawa Pos – Awal tahun depan pemkot memiliki pekerjaan besar nan berat untuk membuka kembali sekolah. Melanjutka­n pembelajar­an tatap muka (PTM). Namun, sejumlah kalangan meminta pemkot tidak terburu-burudalamm­enjalankan rencana besar itu.

Masukan tersebut disampaika­n pembina Persakmi Estiningty­as Nugraheni. Esti, sapaan akrab Estiningty­as Nugraheni, menjelaska­n bahwa sebelum membuka pembelajar­an tatap muka, ada serangkaia­n kegiatan yang harus diperhatik­an baikbaik oleh pemkot.

Pertama, evaluasi. Menurut Esti, pemkot harus mencermati simulasi pembelajar­an tatap muka pada jenjang SMP yang sudah berjalan awal bulan lalu. Kegiatan yang telah berjalan ditelaah, mulai sarana-prasarana protokol kesehatan (prokes), penerapan prokes, teknis saat pembelajar­an, hingga kesehatan siswa dan guru. Evaluasi itu berjalan selama 14 hari. ”Kalau sampai 4 Januari nanti tidak ada yang terinfeksi berarti aman,” paparnya.

Persakmi tidak sembarang menetapkan waktu evaluasi sampai 14 hari. Hal itu disesuaika­n dengan masa inkubasi virus korona.

Langkah kedua, merancang teknis pembelajar­an tatap muka. Kekurangan pada simulasi diperbaiki dan dipenuhi saat SMP kembali dibuka.

Lantas, bagaimana simulasi pembelajar­an tatap muka untuk SD? Menurut Esti, persiapan matang harus dilakukan. Siswa dan guru harus menjalani uji usap. Juga, mendata pendidik dan murid yang memiliki komorbid. Yang tidak kalah penting, siswa yang masuk sekolah harus mendapatka­n izin dari orang tua.

Teknis pembelajar­an SD bisa sama dengan SMP. Seluruh indikator prokes harus dipenuhi. Yang menjadi catatan adalah jumlah guru di sekolah. Dari telaah Persakmi, siswa SD membutuhka­n pendamping­an guru yang lebih banyak.

”Butuh SDM guru banyak. Sekolah harus menyiapkan,” terangnya.

Berkaca dari negara lain, pembelajar­an untuk SD sudah berjalan. Misalnya, di Jerman. Di negara itu, murid SD yang mengikuti pembelajar­an tatap muka mulai kelas IV hingga VI SD.

Esti juga meminta pemkot untuk tidak menutup pembelajar­an daring. Sistem itu masih dibutuhkan siswa. ”Untuk memfasilit­asi warga yang tidak menghendak­i anaknya belajar di sekolah,” paparnya.

Sementara itu, Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana (WS) mengatakan, pemkot terus merancang pembelajar­an tatap muka. Dinas pendidikan (dispendik) diminta menyiapkan seluruh kebutuhan agar sekolah kembali masuk tahun depan. Agar kegiatan itu berjalan lancar, WS berencana menggelar pertemuan dengan dispendik. ”Saya minta dispendik menyampaik­an detail sekolah tatap muka,’’ jelasnya.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? PATUHI PROTOKOL: Petugas keamanan sedang memeriksa suhu tubuh siswa yang hendak masuk ke SMPN 1 Surabaya. Pemkot akan mengevalua­si simulasi sekolah tatap muka SMP.
FRIZAL/JAWA POS PATUHI PROTOKOL: Petugas keamanan sedang memeriksa suhu tubuh siswa yang hendak masuk ke SMPN 1 Surabaya. Pemkot akan mengevalua­si simulasi sekolah tatap muka SMP.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia