Jawa Pos

Ide Muncul gara-gara Jengkel Persaingan Banting Harga

Sepatu kulit memang banyak beredar di pasaran. Namun, kreasi Nurman beda dari yang lain. Bukan kulit sapi, domba, atau ular, dia memilih kulit ceker ayam sebagai bahan dasar.

- SAHRUL YUNIZAR, Jawa Pos, Jakarta

NURMAN ingin sepatu bikinannya dicintai banyak orang. Karena itu, dia memilih nama Hirka. Diambil dari bahasa Turki. Artinya dicintai. Pada nama itu, Nurman menyimpan harapan besar. Agar karya yang dia ciptakan diterima masyarakat.

Bagi pemuda berusia 25 tahun itu, bisnis bukan dunia baru. Jauh sebelum Hirka lahir, dia sudah aktif berbisnis. Spesialisa­sinya fashion

Dia mengakui, Hirka muncul setelah dirinya merasa sangat frustrasi bertarung di red ocean market. Banyak pesaing memang menyenangk­an sekaligus menantang. Namun, praktik saling banting harga membuat Nurman jengkel. Menurut dia, adu harga yang dia temui dalam bisnis sebelumnya sudah melampaui batas wajar. Tidak lagi sehat untuk terus dilakukan. Karena itu, dia memutar otak untuk mencari jalan lain. Tentu tidak menyerah begitu saja. Bisnis di bidang fashion yang sudah jadi passion-nya tetap dilakoni.

Pencarian berakhir saat dia menemukan jurnal milik ayahnya, Fatah Fathurochm­an. Karya ilmiah yang ada sejak 1995 itu dia temukan secara tidak sengaja. Dari sana pula, dia mendapati pintu masuk lain untuk membangun kembali bisnisnya. ”Jurnal ilmiah milik ayah tentang kulit. Salah satunya kulit ceker ayam,” kata Nurman saat berbagi cerita kepada Jawa Pos. Jurnal tersebut dibuat ayahnya ketika menempuh studi di Akademi Teknologi Kulit Jogjakarta.

Karya ilmiah itu memang tidak secara khusus mengkaji kulit ceker ayam. Namun, pilihan Nurman tetap jatuh ke sana. Beragam pertimbang­an melatari pilihan itu. Unik dan menarik jadi alasan kuat. Produk fashion berbahan kulit tentu sudah tidak asing bagi khalayak. Namun, kulit ceker ayam beda. Diolah menjadi makanan memang sudah biasa.

Diolah jadi sepatu? Dia merasa belum ada yang melakukann­ya. Alasan lain, ceker ayam tidak jarang dianggap sebagai limbah. Bila datang ke rumah pemotongan hewan, ceker ayam dihargai murah.

Di luar negeri, ceker ayam juga bukan makanan yang akrab di lidah. Karena itu, mendapatka­nnya jelas lebih mudah ketimbang kulit hewan lain yang biasa dijadikan sepatu. Misalnya, kulit ular atau buaya. Kelebihan lain kulit ceker ayam adalah tekstur. ”Ada kesamaan dan kemiripan dengan tekstur kulit ular dan buaya,” imbuhnya. Karena itu, Nurman kukuh pada kulit ceker ayam. ”Kami kejar untuk alternatif kulit ular dan buaya,” sambung dia. Kejar yang dia maksud tidak lain adalah riset.

Ide sudah ada, bahan sudah aman. Menjadikan kulit ceker ayam bisa bernilai guna lebih besar menjadi PR berikutnya. Masih berlandasa­n karya ilmiah sang ayah, Nurman meriset penggunaan kulit ceker ayam untuk bahan dasar pembuatan sepatu. Proses itu diakui paling menyita waktu. Sepanjang 2015, dia full meluangkan waktu untuk riset kulit ceker ayam. Tahun berikutnya, riset berlanjut dengan pembuatan sampel sepatu. Lantaran bahan dasar yang digunakan tidak biasa, Nurman turun tangan langsung.

Dia membimbing perajin sepatu rekanannya supaya benar-benar mengerti bahan yang digunakan untuk produkprod­uk Hirka. Mulai pemilihan, pengolahan, sampai pengaplika­sian, dia ajarkan secara detail. Termasuk penggunaan chemical dalam proses produksi. Berkali-kali trial and error mereka alami. Baru pada 2017, produk perdana yang mereka buat dikenalkan kepada publik. Itu pun masih dari event ke event. Baik skala lokal maupun internasio­nal. ”Setelah itu, kami lihat mulai banyak peminat,” tutur Nurman.

Kesempatan tersebut tidak dimakan mentah-mentah oleh Nurman dan timnya. Mereka sama-sama melihat adanya potensi pengembang­an produk yang harus digali sebelum produksi masal dimulai. Lewat 2018, lanjut 2019. Baru di 2020 keyakinan membawa Hirka ke ’’arena pertarunga­n’’ menguat. ”Di 2020 itu sudah paten. Ada lima produk. Dengan harga mulai dari Rp 400 ribuan sampai Rp 7 juta.

Namun, pandemi Covid-19 yang panjang membuat skenario bisnis ikut berubah. Berbagai rencana yang sudah disusun Nurman harus disesuaika­n dengan kondisi. Strategi jualan online diperkuat. Laman penjualan yang mereka miliki dibuat semenarik-menariknya. Ditambah pula kerja sama dengan marketplac­e kenamaan seperti Tokopedia, Blibli, dan Shopee. Selain itu, dibantu lewat media sosial. Hasilnya cukup memuaskan. Dalam setahun, kurang lebih seribu sepatu sudah dikirim kepada pembeli di berbagai daerah.

Yang paling banyak dipesan tentu saja produk dengan harga paling terjangkau. Namun, tidak sedikit pula yang memilih produk dengan harga cukup tinggi. Selain itu, ada konsumen yang memilih custom. Produk sepatu kulit ceker ayam dari Hirka terdiri atas beberapa jenis. Mulai persentase 25 persen kulit ceker ayam, 50 persen, sampai nyaris 100 persen. Produk dengan harga paling tinggi tentu saja yang persentase kulit ceker ayamnya sangat banyak. Sebaliknya, yang paling terjangkau adalah sepatu dengan persentase kulit ayam paling sedikit.

Tahun ini Hirka berniat mengembang­kan pasar. Mereka ingin menyasar lebih banyak pembeli. Bagi Nurman, peluang itu sangat terbuka. Walau belum tahu apakah pandemi akan segera berakhir atau tidak, dia yakin pengembang­an pasar bisa digarap. Sebab, Hirka punya landasan cukup kuat untuk menjejakka­n kaki lebih jauh lagi. Tidak hanya pasar lokal, mereka juga ingin menggarap pasar internasio­nal.

Hirka yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat, sangat terbuka bagi siapa pun yang tertarik datang ke workshop yang mereka miliki. Baik untuk penelitian maupun belajar membuat sepatu berbahan kulit ceker ayam. Selama pandemi, workshop itu buka dengan tetap mengedepan­kan protokol kesehatan. Yang datang ke sana dipastikan mendapat tambahan pengetahua­n mengenai pembuatan sepatu dari kulit ceker ayam. Sepatu kulit yang tidak biasa.

 ??  ?? KARYA UNIK: Nurman Farieka Ramadhani saat menerima penghargaa­n di Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020. Foto atas, salah satu sepatu berbahan dasar kulit ceker ayam karya Nurman.
KARYA UNIK: Nurman Farieka Ramadhani saat menerima penghargaa­n di Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020. Foto atas, salah satu sepatu berbahan dasar kulit ceker ayam karya Nurman.
 ?? ASTRA SATU INDONESIA AWARDS ??
ASTRA SATU INDONESIA AWARDS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia