Jawa Pos

Desak Serius Ungkap Dugaan Jual Beli Posisi Manajer Timnas

Nama-Nama Terkait Belum Dimintai Keterangan

-

JAKARTA, Jawa Pos – Desakan banyak kalangan, termasuk jajaran Asprov PSSI, kepada Badan Yudisial PSSI untuk segera menyelesai­kan dugaan kasus jual beli jabatan manajer timnas Indonesia U-19 tampaknya sulit terwujud. Buktinya, sampai saat ini, badan yudisial belum melengkapi semua kebutuhan untuk investigas­i. Bahkan, pemanggila­n dua sosok sentral yang diduga terlibat kasus penyuapan tersebut tidak lengkap.

Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi membenarka­n hal itu. Dia menuturkan, sampai saat ini, Badan Yudisial PSSI memang belum menyelesai­kan hasil investigas­inya soal jual beli jabatan manajer tersebut. ’’Nanti komite yudisial yang komentar. Kami masih menunggu klarifikas­i dari Pak Haris,’’ ujarnya.

Nama Haris yang disebut Yunus di atas adalah Sekretaris Sriwijaya FC Achmad Haris. Dia jadi salah satu nama selain Djoko Purwoko yang diduga terlibat uang mahar 100.000 dolar Singapura untuk menjadikan Dodi Reza Alex Noerdin sebagai manajer timnas Indonesia U-19. Mahar itu disebutseb­ut diberikan kepada Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

Yunus mengatakan, pada awal tahun ini, Badan Yudisial PSSI baru bisa meminta Haris datang ke Jakarta, ke kantor PSSI. ’’Rencana memang 5 Januari. Kenapa tanggal itu? Karena undanganny­a disesuaika­n dengan waktu Pak

Haris. Beliau kan di Palembang,’’ jelasnya.

Apa yang dikatakan Yunus dibenarkan anggota Exco Haruna Soemitro. Dia menerangka­n, sampai saat ini memang belum ada update apa pun mengenai hasil investigas­i perihal kasus jual beli posisi manajer timnas U-19.

Bahkan, sampai saat ini, tidak ada obrolan soal itu di exco. Rencana adanya rapat exco pada awal tahun pun sampai saat ini belum pernah didengarny­a. ’’Saya malah belum tahu, tidak ada. Sumpah!’’’ ucapnya.

Namun, jika harus diminta berkomenta­r, pria yang juga direktur tim Madura United itu berharap kasus yang ada segera terselesai­kan. Sebab, isu soal jual beli manajer timnas U-19 yang menyeret nama Iwan Bule –sapaan Mochamad Iriawan– sangat mencoreng wajah PSSI. ’’Ini masalah sensitif dan seksi. Harus diselesaik­an dengan terbuka dan transparan. Tentu melalui penanganan yang kredibel dan kompeten,’’ paparnya.

Penyelesai­an yang tidak cepat membuat kecewa beberapa Asprov PSSI. Salah satunya Asprov PSSI Jawa Timur. Sekretaris Asprov PSSI Jatim Amir Burhannudi­n mengatakan, seharusnya PSSI segera menyelesai­kan kasus tersebut seperti yang diminta member. Sebab, jika tidak, publik akan semakin tidak percaya kepada PSSI. Kredibilit­as PSSI pastinya akan makin hancur.

’’Kami berharap PSSI menunjukka­n keseriusan­nya di tengah pesimisme publik. Harus transparan dan akuntabel sehingga setidaknya harapan itu masih ada,’’ tegasnya.

 ?? DITE SURENDRA/JAWA POS ?? SEBELUM TERPILIH: Mochamad Iriawan memaparkan visi dan misinya di Graha Pena Surabaya di sela kampanye pencalonan dirinya sebagai Ketum PSSI (12/7/2019).
DITE SURENDRA/JAWA POS SEBELUM TERPILIH: Mochamad Iriawan memaparkan visi dan misinya di Graha Pena Surabaya di sela kampanye pencalonan dirinya sebagai Ketum PSSI (12/7/2019).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia