Jawa Pos

Kelaparan Teriak-Teriak, Superhero Menyantap Sop Buntut

- ARISKI PRASETYO, Jawa Pos

Surabaya punya superhero baru. Tugasnya sangat mulia nan berat. Yaitu, memerangi virus korona di Kota Pahlawan. Ikon yang memakai kostum hijau itu setiap hari berkelilin­g keluar masuk tempat keramaian. Untuk mengingatk­an warga agar mematuhi protokol kesehatan (prokes).

PADA pagi yang cerah kemarin (1/1), aktivitas di Kota Pahlawan tampak lengang. Jalanan longgar. Perkantora­n tutup. Kondisinya tidak sesibuk hari-hari biasanya. Maklum, saat itu warga tengah menikmati libur tahun baru.

Kondisi tersebut sudah diamati superhero pemkot. Dia dibuat resah. Sebab, keramaian bisa memicu kerumunan. Dampaknya, virus korona bisa merebak. Setelah terbang mengamati keramaian, superhero itu singgah di atap kantor badan penanggula­ngan bencana (BPB) linmas. Raut wajahnya penuh keresahan. Di dahinya, keringat sebesar biji jagung deras mengalir. Perjalanan jauh membuat dia kelelahan. ”Ini tidak bisa dibiarkan,” ucapnya

Priaplonto­situmemaka­ikostum serbaketat. Bersayap panjang. Warnanya hijau seperti bajunya. Dibagianda­daadalamba­nggradasi berbentukh­urufS.Terbentukd­ari gambar ikan sura dan buaya. Dia juga mengenakan masker dobel.

Tubuhnya tidak biasa. Bodinya tambun. Di bagian perut, dia memakai gesper. Sabuk itu memiliki lambang. Yaitu, NM. Singkatan dari New Man.

Ketika hendak beristirah­at, pria berkostum hijau itu dikagetkan oleh dering telepon. Seketika, dia diminta segera turun ke lokasi kerumunan.Tugasnyame­mberikan peringatan kepada warga agar menjaga jarak serta memakai masker.”Halo,siap.NewMansiap menjalanka­nperintah,”tegasnya.

Ibarat kilat, pahlawan itu melesat ke udara. Sekejap dia sudah tiba di lokasi pertama. Yaitu, Kebun Binatang Surabaya (KBS). New Man turun pas di depan patung KBS. Kemudian, dia mengamati kondisi sekitar.

Dia berkelilin­g. Tangannya membawa senjata. Bukan pedang. Bukan pula senapan.

Namun, sebuah pengeras suara. ”Ayo, jangan bergerombo­l. Tetap jaga jarak,” ujarnya.

NM juga menguasai sejumlah bahasa. Ketika bertemu dengan Mulya, warga Bandung, dia lantas menanyakan kabar. ”Kumaha damang? Pakai maskernya ya,” tuturnya.

Di dalam KBS, NM memelototi setiap sudut tempat tersebut. Di depankanda­ngjerapah,diabertemu denganAisy­aSofwa.Bocah2tahu­n itu tampak memandangi hewan setinggile­bihdari2me­tertersebu­t. Sayangnya,dialupamen­genakan masker. ”Maskere ojok lali, Rek (maskernyaj­anganlupa),”ujarnya.

Karena terlalu bersemanga­t, NM pun lelah. Napasnya ngosngosan. Dia sempat duduk di kursi. Keringatny­a bercucuran. Dengan sigap, asisten NM, yaitu petugas linmas, mengelap peluh itu. ”Iki nek dikongkon menek wit asem sing soro (ini kalau disuruh memanjat tanaman asem susah),” tuturnya.

NM kembali ’’terbang”. Mencari tempat yang ramai. Sasarannya pusat kota. Di salah satu pusat perbelanja­an, NM turun. Karena patuh prokes, dia mengenakan masker terlebih dahulu. Mengikuti pemeriksaa­n suhu tubuh oleh petugas jaga.

NM terus berjalan. Dia bisa saja terbang.Memelototi­wargadiset­iap lantai. Namun, NM tidak ingin memicu kerumunan. Pahlawan super itu memilih berjalan menyusuri lantai. Ketika hendak berpindahl­antai,dianaikeks­kalator.

Di area food court, NM kembali beraksi. Meminta warga terus memakai masker. Terutama pengunjung yang sudah bersantap siang. ”Ayo kalau sudah makan, pakai lagi maskernya,” ujarnya.

Sempat ada pengunjung yang mengetahui sosok NM. Orang itu lantas berteriak lantang, ”Halo Pak Camat.”

”Waduh ketemon, Rek (waduh ketahuan),” ujarnya langsung jalan cepat.

Puas mengitari mal itu, NM rehat sejenak. Aktivitas sosial tersebut ternyata menguras tenaganya. Dia bersantap siang. Menu makanan yang dipilih sop buntut. Untuk mengembali­kan lagi tenaganya yang jauh berkurang.

Sosok NM adalah M. Yunus. Dia tentu manusia biasa. Sehari-hari dia bekerja sebagai camat di Sawahan.

Yunus menjelaska­n, NM merupakan ide segar dari pemkot untuk mencegah persebaran Covid-19. Pasalnya, saat ini kedisiplin­an warga mulai turun.

Dengan memakai kostum bak superhero, Yunus ingin mengingatk­an agar warga tetap mematuhi prokes. Namun, caranya unik. ”Karena warga sudah jenuh diingatkan dengan cara biasa. Harus kreatif,” paparnya.

Menjadi NM tentu tidak mudah. Sebelum memutuskan menjajal kostum ketat itu, Yunus diliputi pergulatan batin. Dia khawatir keluargany­a resah. Sebab, dia bakal dikenal sebagai ikon baru Surabaya. Dengan kostum yang aneh.

Satu hari sebelum turun, camat Sawahan itu berdiskusi dengan keluarga. Istri dan anaknya akhirnya memberikan lampu hijau. ”Bahkan, saya sempat istikharah. Akhirnya, diberikan persetujua­n,” ungkapnya.

Yunus sudah merancang aksi berikutnya. Minggu depan dia berencana kembali turun. Menggelar sosialisas­i. Sasarannya pasar tradisiona­l.

 ?? ALLEX QOMARULLAH/JAWA POS ?? LAWAN KORONA: New Man memasangka­n masker kepada anak yang sedang berkunjung ke Kebun Binatang Surabaya.
ALLEX QOMARULLAH/JAWA POS LAWAN KORONA: New Man memasangka­n masker kepada anak yang sedang berkunjung ke Kebun Binatang Surabaya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia